ABSTRAK Kemiskinan adalah permasalahan yang sudah lama terjadi di Indonesia, danmeskipun usaha yang dilakukan untuk mengurangi kemiskinan berhasil, kecepatanpengurangan kemiskinan itu melambat, menurut data dari Bank Dunia. Akses kreditadalah aspek penting dalam pengurangan kemiskinan, dan Indonesia sedangberusaha untuk meningkatkan kemudahan akses kredit melalui program inklusikeuangan. Meskipun begitu, orang-orang miskin masih belum bisa menyediakanpersyaratan berupa jaminan atau informasi yang cukup untuk mendapat pinjamandari institusi keuangan formal, sehingga mereka meminjam kepada sektor informal,dimana mereka lebih longgar dalam persyaratan peminjamannya. Masalah yangterjadi ialah ketika orang-orang ini meminjam dari sektor informal, adakemungkinan mereka dikenakan bunga yang lebih tinggi dari yang mereka mampubayarkan, sehingga mereka dapat terus miskin, atau jatuh miskin ketika merekaawalnya tidak miskin. Mereka yang memberikan pinjaman seperti ini disebut lintahdarat, dimana di Indonesia mereka sangat tersebar luas. Penelitian ini bertujuanuntuk melihat pengaruh dari akses kredit dan kredit informal terhadap insidensikemiskinan dengan menggunakan data dari IFLS3, IFLS4, dan IFLS5 dan diolahmenggunakan ordered logit regression model. Untuk mengukur pengaruh jangkapendeknya, akan menggunakan IFLS3 dan IFLS4, sedangkan jangka panjangnyamenggunakan IFLS3 dan IFLS5. Ditemukan dalam penelitian ini bahwa baik akseskredit maupun lintah darat mempengaruhi insidensi kemiskinan secara konsistendan signifikan. Akses kredit akan meningkatkan kemungkinan menjadi tidakpernah miskin, dan orang-orang yang meminjam dari lembaga keuangan informalmemiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk tetap miskin antar periode, ataujatuh miskin. ABSTRACT Poverty has been a recurring problem in Indonesia for a long time, and despitesuccessful efforts in reducing poverty, the rate of reduction is slowing down,according to World Bank data. Credit access is an important aspect in povertyalleviation, and Indonesia has been working on increasing the ease of credit accessthrough financial inclusion programs. Even so, the poor still cannot afford toprovide any form of collateral or enough information to secure a loan from theformal financial sector, so they look towards the informal sector, which are morelenient in terms of loan requirements. The problem is when these people borrowfrom the informal sector, there is a chance where they are charged with very highinterest rate, which will leave them with more debt than they could ever repay,which may render them to stay poor between periods, or fall into poverty when theyinitially were not poor in the period before. The people who give out loans likethose are called loan sharks, and they are very commonly found in Indonesia. Thisresearch aims to examine the effect of credit access and informal credit to povertyincidence by using data from IFLS3, IFLS4, and IFLS5 which will be processedthrough an ordered logit regression model. To measure the short-term effect, IFLS3and IFLS4 will be used, while for the long-term effect, IFLS3 and IFLS5 will beused. The research concludes that both credit access and loan sharks consistentlyand significantly affect poverty incidence. Credit access will increase theprobability of being never poor, while people that borrow from informal financialinstitutions will have a higher probability of staying poor or falling into poverty |