:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Analisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) di Perusahaan Farmasi PT XYZ Kawasan Industri Pulogadung TAHUN 2018 = Analysis of Business Continuity Plan (BCP) Implementation in Pharmaceuticals Company PT XYZ on Pulogadung Industrial Estate 2018

Yunita Karmilasari; Zulkifli Djunaidi, supervisor; Fatma Lestari, examiner; Mila Tejamaya, examiner (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018)

 Abstrak

Bisnis adalah suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah dan berkembang sebagai dampak dari faktor internal dan eksternal, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mengimplementasikan Business Continuity Management System (BCMS) di perusahaan. Berdasarkan laporan Top Business Risk yang dikeluarkan oleh Allianz Risk Barometer pada tahun 2018 disebutkan bahwa business interruption merupakan salah satu risiko terbesar dalam kurun waktu 6 tahun belakang ini, hal ini pun menjadi salah satu risiko bisnis utama pada negara-negara Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik termasuk Indonesia. Lebih spesifik lagi, untuk Indonesia disebutkan bahwa bussiness interuption terbesar disebabkan oleh gangguan dalam rantai pasok, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami dsb, kebakaran dan ledakan pabrik serta perubahan iklim/ peningkatan suhu/cuaca buruk. Hal ini pun tidak luput terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk industri manufakturing yaitu farmasi, terdapat peningkatan skenario interupsi bisnis dibanding 2017 yang diakibatkan dari adanya gangguan rantai pasokan, bencana alam serta peristiwa kebakaran dan ledakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan ketentuan NFPA 1600 dan ISO 22301.
Tujuan dari penelian ini adalah untuk menganalisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) level existing perusahaan dan faktor-faktor yang berkontribusi sesuai dengan standar yang akan dikategorikan menjadi 4 tingkatan; Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik dan Baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis gaps (kekurangan) pada tiap elemen BCP untuk membandingkan implementasi BCP aktual dengan standar, lalu dilakukan analisis mendalam untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gaps. Hasil yang dapat disimpulkan adalah rata-rata BCP level existing perusahaan berada pada level 71% (Cukup Baik). Elemen BCP yang menjadi prioritas utama untuk perusahaan tingkatkan yaitu Pelatihan dan Edukasi, Program Pemeliharaan & Peningkatan serta Evaluasi kinerja. Faktor yang berkontribusi terhadap gaps adalah terkait TNA yang belum spesifik, proses audit internal BCP yang kurang menyeluruh serta mindset implementasi BCP yang masih prosedural.

Business is something dynamic, changeable and developed as impact from internal and external factors, so it is important to implement well-adapted Business Continuity Management System (BCMS) in a company. Based on the report on Top Business Risk issued by the Allianz Risk Barometer in 2018, it is stated that business interruption is one of the biggest risks in the past 6 years, this has become one of the main business risks in European countries, Africa and Middle East and Asia Pacific including Indonesia. Specifically, Indonesia, it stated that the biggest business interruption is caused by disruptions on supply chain, natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis etc., factory fires and explosions and climate change/ rising temperatures. This also happened to companies in Indonesia, including pharmaceuticals. There is an increasing trend in business interruption scenarios compared to 2017 caused by supply chain disruptions, natural disasters, and fire & explosion events. This study was conducted by using qualitative and semi-quantitative analysis in accordance with requirements from NFPA 1600 and ISO 22301.
The aim of this study is to analyse the implementation of Business Continuity Plan (BCP) existing level in the company and the contributing factors in referral to the standards which are categorized by 4 level; Not Good, Less Good, Good Enough and Good. Data collection carried out by conducting gap analysis on each BCP element to compare the actual BCP implementation with the standards, then it is being in-depth analyzed to explore the contributing factors on gaps. It concluded that the average existing BCP level is 71% (Good Enough). High priority should be main concern for improvement are training & education, monitoring & continuous improvement and performance evaluation. Contributing factors on the gaps are unspecified TNA, not robust internal audit process of BCP and mindset on BCP implementation which still procedural.

 File Digital: 1

Shelf
 T52777-Yunita Karmilasari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T52777
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiv, 109 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T52777 15-21-819477642 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20492656