Perjumpaan antar "Wajah" dalam upaya keluar dari situasi pasca konflik: suatu analisa filosofis etika Levinasian terhadap rekonsiliasi pasca konflik Bom Bali I = Encountering with "the Face" in a conflict situation: a Levinasian ethical approach to Bali Bombing I post conflict reconciliation
Raka Ihsan Ramadhan;
L.G. Saraswati Putri, supervisor; Donny Gahral Adian, examiner; Mendrofa, James Farlow, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019)
|
Konflik selalu meninggalkan luka bagi tiap individu yang mengalaminya. Tidak jarang, individu atas dasar pengalaman luka pasca konfliknya memilih balas dendam sebagai cara melampiaskan kebenciannya. Hal itu membuat konflik menjadi sesuatu yang berulang. Kehangatan kehidupan bersama pasca konflik seringkali juga terkoyak dan memerlukan upaya untuk dapat pulih kembali. Cara yang ditawarkan untuk menyudahi kebencian dan memulihkan kembali kehangatan hidup bersama pasca konflik di dalam tulisan ini adalah melalui upaya rekonsiliasi dengan perjumpaan dan dialog. Melalui perjumpaan dan dialog, individu yang terdampak konflik diberikan kesempatan untuk saling menampilkan pengalaman akan konfliknya masing-masing. Dengan cara itu, tiap individu didorong untuk keluar dari kediriannya-sebagaimana yang diungkapkan oleh Levinas. Hal ini, telah ditunjukan nyata oleh dua individu yang mengalami pahitnya konflik Bom Bali I, yaitu Alif dan Mahendra. Keduanya berhasil keluar dari kekelaman pengalaman pasca konfliknya, saling memaafkan, dan bahkan dapat menjalin persaudaraan kembali. Conflict always leave a wound to those who affected. Its often to see, those who affected by the conflict choose revenge to vent their hatred from the past conflict experience. It makes conflict into something that repeated. The aftermath of conflict not just affected the individual who experience it but also affected our social life. So, it urging us to take some action to repair it. The solution that this article offer from the aftermath of conflict is through a reconciliation. A reconciliation that brings us an encounter with the other and to have a dialogue with the other-like what levinas said. This idea had been shown succesful by Alif and Mahendra, those who experience closely The Tragedy of Bali Bombing I. Alif and Mahendra shows us that through encountering with the face of the other and have a relation with it, the bitterness of conflict experience can be overcome, forgiveness can be achieved, and they also have a good relationship again. |
MK-Raka Ihsan Ramadhan.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | MK-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 26 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-Pdf | 10-21-798759812 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20492769 |