Carok merupakan tradisi masyarakat Madura yang digunakan untuk menyelesaikan konflik. Carok dilakukan dengan adu duel (menggunakan senjata celurit) hingga ada korban yang mati atau luka berat. Faktor penyebab terjadinya carok antara lain perempuan, warisan, dendam lama, dan sengketa tanah. Penelitian ini bertujuan menganalisis budaya carok dalam sudut pandang etika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, kepustakaan, Thought Experiments. Kerangka teori dari penelitian ini yaitu pedekatan etika Joseph Butler tentang egoism, benevolence, and conscience. Teori tersebut digunakan dalam menjelaskan tindakan moral dalam carok. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat penyimpangan dalam carok; pertama, tidak ada perjanjian yang ditentukan bersama; kedua, tidak mengutamakan musyawarah dengan tujuan damai; ketiga, hanya atas dasar emosi dan nafsu; ke empat, perbedaan pandangan; ke lima, tidak menggunakan senjata celurit sebagai salah satu aturan dalam carok. Dari sudut pandang Joseph Butler, seseorang yang melakukan carok karena ia tidak dapat merefleksikan pikirannya sehingga nafsu dan doronggan lain diluar kehendak menguasainnya. Butler memberikan solusi terhadap tindakan carok, yaitu konsep self-love yang merupakan bagian dari hati nurani yang mengatur segala tindakan. Jadi, ketika ingin melakukan carok, setiap orang harus mempertimbangakan pilihan yang lain berdasarkan hati nurani. Carok is a tradition of Madurese people who are used to resolve conflicts. Carok is carried out by dueling (using sickle weapons) until there are victims who die or are seriously injured. Factors causing carok include women, inheritance, old revenge, and land disputes. This study aims to analyze carok culture in an ethical perspective. The research method used is qualitative methods, literature, Thought Experiments. The theoretical framework of this study is Joseph Butlers ethical approach to egoism, benevolence, and conscience. The theory is used in explaining moral actions in carok. The results of this study are that there are deviations in carok; first, there is no agreement that is determined jointly; second, do not prioritize deliberations with peaceful purposes; third, only on the basis of emotion and lust; fourth, different views; fifth, not using celurite weapons as one of the rules in carok. From the point of view of Joseph Butler, someone who does carok because he cannot reflect his mind so that lust and other impulses are beyond the will to master it. Butler provides a solution to carok actions, namely the concept of self-love which is part of a conscience that governs all actions. So, when you want to do carok, everyone must consider other choices based on conscience. |