:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Ijime dalam lingkungan pendidikan menengah Jepang sebagai penyebab munculnya perilaku Hikikomori = Ijime in the Japanese middle school environment as the cause of Hikikomori behavior

Gusti Putu Arysutha Negara; Ilma Sawindra Janti, supervisor; Endah Hayuni Wulandari, examiner; Filia, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

Di Jepang terdapat kegiatan perisakan (bullying) di dalam dunia pendidikan yang dinamakan ijime. Faktor utama penyebab terjadinya ijime adalah keinginan untuk menghilangkan perbedaan di dalam kelompok. Korban akan terus mendapatkan tindakan ijime sampai mereka menghilangkan perbedaan mereka dengan siswa lain. Terlebih lagi pada masa kini ijime dapat terjadi di media sosial yang digunakan oleh sebagian besar remaja Jepang. Ijime di media sosial dapat memiliki efek yang lebih buruk bagi korban karena tindakan ijime tidak berhenti di sekolah, tetapi selalu mengikuti sang korban bahkan sampai ke rumah. Tekanan dari lingkungan bagi korban ijime untuk mengubah kepribadian korban agar menjadi sama dengan anggota lain di dalam lingkungan sosial dapat menimbulkan tekanan batin bagi korban. Bila tekanan batin yang dirasakan korban ijime dapat membuat korban absen untuk bersekolah dalam waktu lebih dari 30 hari, hal tersebut diidentifikasi di Jepang sebagai futoko. Bila solusi atas perilaku futoko yang dilakukan korban ijime tidak dapat ditemukan, maka perilaku futoko dapat berkembang menjadi perilaku hikikomori. Hikikomori adalah perilaku di mana seseorang menolak untuk keluar rumah selama lebih dari enam bulan. Tulisan ini akan menjelaskan perilaku ijime dan fenomena hikikomori yang muncul sebagai dampaknya. Kemudian tulisan ini akan mengkaji langkah-langkah yang ditempuh untuk meminimalisir ijime di dalam dunia pendidikan.

In Japan, there are confirmed cases of bullying in the education system which is given the term ijime. The main factor causing ijime is the will to remove any difference that exist within a certain group. The victim will be continuously given ijime until they remove any difference they have with the other students. Nowadays ijime could happen anywhere, including in social medias which is used by the majority of Japanese teenagers. Ijime in social medias could be worse for the victims as the ijime didnt stop at school, but follows the victim anywhere. The pressure from the environment for the ijime victims to conform their personality with the other members within their group could cause stress for the victims. The stress felt by the ijime victims could cause them to be absent from school for over 30 days which is named futoko in Japan. If the solution to the victims futoko behavior couldnt be found, the futoko behavior could develop into hikikomori. Hikikomori is a behavior in which someone refuses to get out from their homes from more than six months. This article will try to explain the ijime behavior and hikikomori that appear as its impact. After that, this article will study the steps that have been taken to reduce ijime and its impact to the victims of one.

 File Digital: 1

Shelf
 MK- Gusti Putu Arysutha Negara.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : vi, 21 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf 11-22-49249883 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20493418