Tesis ini membahas tentang perkembangan kota Mimika pada periode 1967-1999. Pada 1967 adalah tahun penandatanganan Kontrak Karya pertama antara PT. Freeport dan orang Indonesia Pemerintah mengenai izin pemrosesan pertambangan di Mimika. Melalui kontrak itu, Freeport mulai untuk mengeksplorasi dan memproses produk pertambangan di Mimika. Kegiatan penambangan di Mimika mendorong cepat pengembangan di Mimika. Selain pembangunan, tingkat pertumbuhan ekonomi di Mimika juga kualitas tinggi. Banyak penduduk dari luar daerah Mimika bahkan di luar Papua tertarik untuk mencari pekerjaan Mimika. Selain menambang, bidang bisnis di Mimika juga beragam, membuat Mimika lebih dinamis. Nilai-nilai tradisional cara hidup penduduk asli di Mimika mulai bergeser ke nilai-nilai yang lebih modern karena penduduk asli mulai berinteraksi dengan penduduk asing dan di luar Papua yang datang ke Mimika. Peningkatan populasi dan perkembangan di daerah Mimika telah menyebabkan Mimika untuk mengubah status administratifnya dari yang dulunya merupakan kecamatan dari Kabupaten Fakfak, ke kabupaten baru bernama Kabupaten Mimika. Penelitian ini menggunakan metode historis, seperti heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber yang digunakan adalah arsip, buku, artikel, jurnal, tesis dan disertasi sebelumnya. This thesis discusses the development of the city of Mimika in the period 1967-1999. In 1967 it was year of signing of the first Contract of Work between PT. Freeport and Indonesians Government processing permits in Mimika. Through the contract, Freeport began to explore and process mining products at Mimika. Mining activities in Mimika are encouraging fast development at Mimika. In addition to development, the level of economic growth in Mimika as well high quality. Many residents from outside the Mimika area even outside Papua are interested in finding work Mimika. In addition to mining, the business fields at Mimika are also diverse, making Mimika more dynamic. The traditional values of the way of life of indigenous people in Mimika began to shift to more modern values because the natives began to interact with foreigners and outside Papua who came to Mimika. The increase in population and development in the Mimika area has caused Mimika to change its administrative status from what was once a sub-district of Fakfak Regency, to a new district called Mimika Regency. This research uses historical methods, such as heuristics, criticism, interpretation and historiography. Sources used are archives, books, articles, journals, previous theses and dissertatiregarding miningons. |