Sejak 9/11, persoalan identitas dan pemaknaan rumah (home) pada masyarakat Muslim global menjadi salah satu isu yang banyak dikaji para sarjana. Terlebih, dengan munculnya fenomena Negara Islam Irak dan Syam, prasangka terhadap Muslim sebagai kelompok yang identik terorisme menjadi arus utama dalam sebagian masyarakat Barat yang Islamofobik. Dengan menggunakan teori identitas Hall (1990), Hasrat Merumah (Homing Desire) oleh Brah (1996), dan Yang Tak Akrab (Unhomely) oleh Bhabha (1992, 1994), analisis tekstual melalui pembacaan dekat ini mengkaji bagaimana komunitas diaspora Muslim Pakistan membentuk identitas seiring pemaknaan mereka atas rumah dalam dua novel. Hasil analisis menunjukkan baik Home Fire maupun Exit West merepresentasikan kemajemukan dalam pembentukan identitas dan pemaknaan rumah pada diaspora Muslim. Kemudian, melalui representasi-representasi ini, kedua novel memproblematisasi istilah radikalisme, mengaburkan oposisi biner Timur/Barat, menekankan pengetahuan (knowledge) tentang keanekaan dalam dunia Islam, dan menawarkan zona kontak transkultural inklusif sebagai gagasan berbangsa. Since the wake of 9/11, identity proposition and the meaning of home toward global Muslim societies become one of prominent issues among scholars. Moreover, with the rising of Islamic State of Iraq and Levant phenomenon, prejudice toward Muslim as group that is synonymous with terrorism become mainstream on partial Islamophobic Western societies. Drawing upon Halls theory of identity (1990), Brahs Homing Desire (1996), dan Bhabhas Unhomely (1992, 1994), this close-textual analysis investigates how Pakistani Muslim diasporic community construct their identities and the meaning of home within two novels. Research findings show both Home Fire and Exit West represent heterogeneity within home and identity construction of Muslim diaspora. Then, through these representations, both novels problematize the notion of radicalism, blurring East/West binarism, underscore knowledge on multifariousness within Islamic world, and offer inclusive transcultural contact zone as the concept of nation. |