ABSTRAK Pada penelitian ini dilakukan kajian risiko radionuklida 210Po terhadap konsumsi biota kerang hijau (Perna viridis), udang jerbung (Fenneropenaeus merguiensis), cumi-cumi (Loligo sp.), dan ikan tenggiri (Scomberomorus commersonii) yang berasal dari Perairan Teluk Jakarta. Aktivitas radionuklida 210Po pada sampel diukur menggunakan spektrometer α. Analisis radionuklida 210Po dilakukan pada bagian daging, kepala, dan pencernaan untuk memperoleh pola distribusi 210Po dalam tubuh biota. Distribusi radionuklida 210Po tertinggi pada bagian pencernaan diikuti oleh bagian kepala dan daging. Aktivitas radionuklida 210Po dalam tubuh biota dilakukan sebelum dan setelah food processing (proses penggorengan). Aktivitas radionuklida 210Po setelah food processing (proses penggorengan) mengalami penurunan sebesar 41-57%. Asupan harian radioaktivitas (daily intake) tertinggi yaitu pada cumi-cumi goreng sebesar 0,22 Bq dan diikuti oleh ikan tenggiri goreng, kerang hijau goreng, udang jerbung goreng dengan nilai dosis berturut-turut sebesar 0,01 Bq; 0,27 x 10-2 Bq ; dan 0,08 x 10-2 Bq. Dosis asupan tahunan (Deff) tertingi yaitu dosis cumi-cumi goreng sebesar 952,62 x 10-7 sv dan diikuti oleh dosis ikan tenggiri goreng, kerang hijau goreng, udang jerbung goreng dengan nilai dosis berturut-turut sebesar 69,24 x 10-7 sv; 11,80 x 10-7 sv; dan 3,43 x 10-7 sv. Nilai LCR (Lifetime Cancer Risk) tertinggi pada cumi-cumi goreng sebesar 521,25 x 10-7 dan diikuti oleh ikan tenggiri goreng, kerang hijau goreng, udang jerbung goreng dengan nilai dosis berturut-turut sebesar 37,75 x 10-7; 6,46 x 10-7; dan 1,88 x 10-7. Berdasarkan nilai dosis asupan harian (daily intake), dosis asupan tahunan (Deff) , dan LCR (Lifetime Cancer Risk) biota uji masih tergolong aman untuk dikonsumsi dan tidak berisiko karsinogenik. ABSTRACT In this study, the risk of radionuclide 210Po was assessed on consumption of green mussel (Perna viridis), jerbung shrimp (Fenneropenaeus merguiensis), squid (Loligo sp.), and mackerel fish (Scomberomorus commersonii) which originated from Jakarta Bay. Radionuclide 210Po activity in the samples were analyzed using α spectrometer. The activities of 210Po were observed in muscle, head, and digestive system to obtained distributional pattern of radionuclide 210Po in the biotas organs. The highest distribution of radionuclide 210Po was detected in digestive system and followed by head and muscle. The 210Po activities were analyzed before and after food processing. The radionuclide 210Po activities after food processing decreased by 41-57%. The highest daily intakeof 210Po found in fried squid which contains 0,22 Bq, followed by fried mackerel fish, green mussel, and jerbung shrimp with 0,01 Bq; 0,27 x 10-2 Bq ; dan 0,08 x 10-2 Bq, respectively. The highest annual intake (Deff) of 210Po is 952,62 x 10-7 sv, which found in fried squid and followed by fried mackerel fish, green mussel, and jerbung shrimp with 69,24 x 10-7 sv; 11,80 x 10-7 sv; dan 3,43 x 10-7 sv, respectively. The highest LCR (Lifetime Cancer Risk) of 210Po being 521,25 x 10-7, found in cooked squid and followed by fried mackerel fish, green mussel, and jerbung shrimp which respectively has 37,75 x 10-7; 6,46 x 10-7; dan 1,88 x 10-7. According to the results of daily intake, annual intake (Deff) , and LCR (Lifetime Cancer Risk), the biota tested are still classified as safe for consumption and not carsinogenic. |