ABSTRAKKemajuan teknologi telah meningkat pesat dalam dekade terakhir. Tujuan dari semua peningkatan dan inovasi di bidang teknologi adalah terutama untuk memudahkan aktivitas kehidupan manusia, terutama penggunanya. Dalam beberapa tahun terakhir, telepon genggam telah berkembang, tidak banyak berbasis perangkat keras tetapi bergeser ke perangkat lunak. Kemajuan terbaru dalam industri smartphone adalah teknologi NFC (Near Field Communication) dan RFID (Radio-Frequency Identification) yang ditambahkan ke perangkat kerasnya yang memungkinkan smartphone itu sendiri menjadi instrumen pembayaran untuk digunakan dalam POS (Point of Sales). Dua merek smartphone paling umum di dunia adalah Samsung dan Apple. Mereka berdua telah meluncurkan sistem pembayaran mereka sendiri yang terintegrasi dalam versi smartphone yang lebih baru, Samsung dengan Android Pay dan Apple dengan Apple Pay. Sejak kemunculannya, Apple Pay disambut dengan hangat di seluruh dunia. Jumlah negara yang dapat diakses oleh kemajuan baru ini juga terus bertambah, yang dimulai hanya dengan Amerika Serikat, dan kemudian Inggris dan sekarang tersedia di 30 negara di seluruh dunia. Kemajuan teknologi ini menambah pilihan instrumen pembayaran yang dimiliki pembeli. Selama bertahun-tahun, dalam POS (Point of Sales), pembeli dapat membayar hanya menggunakan uang tunai, atau kartu. Sekarang, ada tambahan opsi, untuk membeli menggunakan smartphone. Penelitian ini mengisi celah dalam studi adopsi Apple Pay yang ada melalui penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data menggunakan diskusi kelompok terarah. Studi sebelumnya tentang adopsi Apple Pay belum mencakup diskusi kelompok terarah sebagai metode pengumpulan data. Pesertanya adalah sepuluh mahasiswa berusia 20-22, yang memiliki iPhone yang kompatibel untuk Apple Pay. Setengah dari peserta adalah pengguna Apple Pay dan setengah tidak. Diskusi ini berfokus pada faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih instrumen pembayaran, nilai-nilai dan faktor-faktor yang menyebabkan adopsi Apple Pay, dan juga risiko dan faktor-faktor yang menghambat adopsi Apple Pay. Temuan kunci dari penelitian ini adalah bahwa ada faktor rasa ingin tahu yang belum ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Beberapa pesertanya adalah mahasiswa internasional, bertempat tinggal di Inggris. Dimana di negara asalnya Apple Pay belum tersedia. Penggunaan Apple Pay sebagai instrumen pembayaran sekarang didorong oleh faktor keingintahuan saat tinggal di Inggris dan Apple Pay diakui secara luas. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa faktor penting yang menghambat adopsi Apple Pay untuk bukan pengguna adalah kurangnya pengetahuan. Diskusi kelompok terarah memungkinkan para peserta untuk berinteraksi dan berbagi informasi, di akhir diskusi kelompok terarah, sebagian besar bukan pengguna yang tidak memiliki informasi cukup, mengubah pendapat mereka tentang ketertarikan untuk mengadopsi Apple Pay. ABSTRACTTechnological advancement has improved remarkably in the past decade. The objective to all the improvement and innovation in the technological field is mainly to ease the activities of human lives especially its users. In the recent years, the smartphone has substantially advanced, not much hardware-driven but shifted to software-driven. The latest advancement in the smartphone industry is the added NFC (Near Field Communication) and RFID (Radio-Frequency Identification) technology to its hardware that allows the smartphone itself to become a payment instrument to be used in POS (Point of Sales). The two most prevalent smartphone brands in the world are Samsung and Apple. They both have launched their own payment system integrated in the newer versions of the smartphones, Samsung with Android Pay and Apple with Apple Pay. Since its emergence, Apple Pay has been welcomed pleasantly worldwide. The number of countries accessible to this new advancement also keeps on growing, which started with only the US, and then the UK and now is available in 30 countries worldwide. This technological advancement adds to the choices of payment instrument that people are exposed to. For many years, in POS, people are able to pay either using only cash, or cards. Now, there is an addition to the option, to purchase using a smartphone. This research fills the gap in the existing Apple Pay adoption studies through a qualitative research by collecting data using a focus group discussion. Previous studies on Apple Pay adoption have not yet comprised a focus group discussion as a data collection method. The participants are ten university students aged 20-22, owning an iPhone compatible for Apple Pay. Half of the participants are users of Apple Pay and half are not. The discussion focuses on factors that are being considered in choosing a payment instrument, the values and factors that lead to Apple Pay adoption, and also the risks and factors that interfere with Apple Pay adoption. The key findings of this research are that there is a factor of curiosity that has not been discovered yet in previous studies. Some of the participants are international students, residing in the UK. Back in their home countries, Apple Pay is not yet available. The use of Apple Pay as a payment instrument now is driven by a curiosity factor while residing in the UK and Apple Pay is widely recognised. Other than that, the research also finds that the crucial factor that hinders the adoption of Apple Pay for non-users is the lack of knowledge. Focus group discussion allows the participants to interact and share information, at the end of the focus group discussion, most of the non-users that were not informed, changed their opinions about the adoption of Apple Pay. |