Pension program participants need an effective pension plan that can give them adequate income replacement to maintain a similar standard of living in retirement. However, 2015-2018 OJK report reveals that the voluntary pension program participants in Indonesia tend to risk-averse. They prefer lower risks and lower returns, as shown in the total portfolio, only 3.9% is invested in a riskier instrument with potentially higher returns like stocks while the rest investments are in the money market and fixed income. In countries where the pension industry is more advanced, like the U.S., U.K., and Canada, pension managers offer Target Date Fund (TDF) to participants who seek to grow assets over a specified period. At the time of this study was done, there was no TDF in the Indonesia pension market, nor was research in Indonesia that focuses on them. The objective of this study is to answer the question of whether TDF improves the pension investment returns; how is TDF response to volatility in the capital market; and is TDF cost efficient. The methodology of this study uses a documentary analysis and scenario observation of what the results would be if TDF applies Indonesian capital market historical data; therefore, the conclusions are rather indicative than definitive. The scenario considers two hypothetical glide paths taken from the U.S. TDF universe, the maximum and the minimum allocation of stocks in the portfolio. The data uses Jakarta stocks exchange composite index to represent the growth objective in TDF and time deposit to serve the stability objective. The result indicates all of the TDF approaches during the accumulation period has higher average end balances with no worst-case end balances. Peserta program pensiun membutuhkan program pensiun yang efektif yang dapat memberi mereka penghasilan pengganti yang memadai untuk mempertahankan standar hidup yang sama pada masa pensiun. Namun, laporan OJK 2015-2018 mengungkapkan bahwa peserta program pensiun sukarela di Indonesia cenderung menolak risiko. Mereka lebih suka risiko yang lebih rendah dengan imbal hasil yang lebih rendah, seperti yang ditunjukkan dalam total portofolio, hanya 3,9% diinvestasikan dalam instrumen berisiko dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi seperti saham, sementara investasi selebihnya berada di pasar uang dan pendapatan tetap. Di negara-negara di mana industri pensiun lebih maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, manajer pensiun menawarkan Target Date Fund (TDF) kepada peserta yang berupaya untuk menumbuhkan aset selama periode tertentu. Pada saat penelitian ini dilakukan, tidak ada TDF di pasar pensiun di Indonesia, juga tidak ada penelitian di Indonesia yang berfokus pada produk tersebut. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjawab pertanyaan apakah TDF meningkatkan imbal hasil investasi pensiun; bagaimana respons TDF terhadap volatilitas di pasar modal; dan apakah TDF hemat biaya. Metodologi penelitian ini menggunakan analisis dokumenter dan pengamatan skenario tentang apa hasilnya jika TDF menerapkan data historis pasar modal Indonesia oleh karena itu, kesimpulannya lebih bersifat indikatif daripada definitif. Skenario ini mempertimbangkan dua jalur luncur hipotetis yang diambil dari semesta TDF di Amerika Serikat, yaitu pada alokasi saham maksimum dan pada alokasi saham minimum dalam portofolio. Data yang digunakan diambil dari indeks komposit bursa efek Jakarta untuk mewakili tujuan pertumbuhan dalam TDF dan deposito berjangka untuk mewakili tujuan stabilitas. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa semua pendekatan TDF selama periode akumulasi memiliki saldo akhir rata-rata yang lebih tinggi tanpa terdapat imbal hasil terburuk. |