Abstrak Bantuan sosial Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Program Keluarga Harapanpengembangan Desa Sejahtera Mandiri (DSM) merupakan program baru yang digulirkanoleh Kementerian Sosial pada tahun 2016 di Kecamatan Jaten. Kementerian Sosial selakustakeholder utama menggulirkan program ini dalam upaya untuk memandirikan desa dalammengatasi permasalahan kesejahteraan sosial. Pengguliran bantuan ini di Kecamatan Jatenternyata tidak dilepaskan adanya pengaruh pseudo goverment yang mempengaruhikeoptimalan pelaksanaan pemberdayaan KUBE PKH untuk membentuk DSM di KecamatanJaten. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji fenomena pseudo goverment yang terjadipada pengguliran bantuan sosial KUBE PKH pengembangan DSM di Kecamatan Jaten.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Untukmengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, focusgroup discussion (FGD), dan studi dokumen. Data kemudian dideskripsikan, didialogkandengan teori, dan diinterpretasikan.Temuan pada penelitian bahwa praktik pseudo goverment yang terjadi di KecamatanJaten membawa pengaruh pada tujuan kemandirian dari KUBE maupun desa tidak terlaksanasecara maksimal. Proses tersebut juga membawa pengaruh pula terhadap praktikpemberdayaan yang dilakukan oleh para pendamping KUBE, dimana mereka kesulitan untukmengatur anggota KUBE untuk mengembangkan aspek ekonomi, sosial, dan lembaganya.Akibatnya kemandirian dari KUBE tersebut sulit diwujudkan. Walaupun demikian, tidaksemua KUBE yang berada di Kecamatan Jaten patuh dengan pseudo goverment. Ada diantara mereka yang melakukan perlawanan secara kolektif dengan memperkuat modal-modalyang dimilikinya. Perlawanan ini merupakan proses heterodoxa yang bertujuan untukmenciptakan keberhasilan program yaitu memandirikan KUBE dan desa penerima bantuan.Pola perlawanan kolektif yang dilakukan KUBE didukung oleh stakeholder utama denganmemberikan penguatan modal-modal yang dimiliki dalam melaksanakan pemberdayaanKUBE untuk mengembangkan menjadi DSM. |