Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular utama penyebab kematian di dunia. Deteksi dini TB yang direkomendasikan oleh WHO disebut dengan Xpert MTB/RIF atau Tes Cepat Molekuler yaitu pemeriksaan diagnostik untuk mendeteksi bakteri TB dan untuk melihat sensitivitas dan spesifitas dari rifampisin. Utilisation rate alat TCM di Indonesia tahun 2018 masih rendah yaitu 35%. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pemanfaatan alat TCM yang diukur dengan utilisation rate, alur jejaring, serta kondisi laboratorium untuk mengetahui apakah penempatan alat TCM di RSP Rotinsulu, RS Al Islam, BBKPM, dan Labkesprov Jabar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu pemanfaatan alat TCM di RSP Rotinsulu sangat baik bila dilihat dari utilisation rate yang tinggi, untuk RS Al Islam cukup baik meskipun alur jejaring tidak sesuai dengan yang telah diatur oleh Dinas Kesehatan, untuk BBKPM sangat baik diukur melalui utilisation rate yang tinggi, sedangkan untuk Labkesprov Jabar dinilai kurang apabila dilihat dari utilisation rate yang rendah dan alur jejaring yang tidak sesuai. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan alat TCM di RSP Rotinsulu, BBKPM, RS Al Islam dinilai baik dan penempatannya sudah tepat, sedangkan untuk Labkesprov Jabar pemanfaatan sangat kurang sehingga perlu adanya pertimbangan untuk pemindahan alat TCM ke fasyankes lain atau tetap dipertahankan dengan adanya perbaikan. Tuberculosis (TB) is a major infectious disease that causes death in the world. Early detection of TB recommended by WHO called Xpert MTB/RIF or Molecular Rapid Test is a diagnostic test to detect TB bacteria and to see the sensitivity and specificity of Rifampicin. The utilization rate of Molecular Rapid Test tools in Indonesia in 2018 was still low as 35%. The purpose of this study was to see the utilization of Molecular Rapid Test tools as measured by utilization rate, network flow, and laboratory conditions to determine whether the placement of Molecular Rapid Test tools in Rotinsulu Lung Hospital, Al Islam Hospital, and Center for community lung health, and West Java Health Laboratory. This study used a qualitative approach. The results of this study showed that the use of Molecular Rapid Test tools in Rotinsulu Lung Hospital is very good from a high utilization rate, in Al Islam Hospital, it is quite good even though the network flow is not in accordance with those regulated by the Health Office, in Center for community lung health it is very well measured by a high utilization rate whereas in West Java Health Laboratory, the utilization rate is still lack and the network flow is unappropriate. It can be concluded that the use of Molecular Rapid Test test tools in Rotinsulu Hospital, Center for community lung health, Al Islam Hospital is good and its placement is right, while in West Java Health Laboratory, the use is very lacking so that it is considerably needed to move Molecular Rapid Test tools to other health facilities or still be maintained with improvements. |