Full Description

Cataloguing Source : LibUI ind rda
ISSN : 14115239
Magazine/Journal : Patrawidya
Volume : Vol. 20, No. 1, April 2019: hal. 83-100
Content Type : text (rdacontent)
Media Type : unmediated (rdamedia)
Carrier Type : volume (rdacarrier)
Electronic Access : https://www.researchgate.net/publication/303389572_Mengenalkan_Antropologi_Inderawi_dalam_Memahami_Pertautan_Instrinsik_Agama_dan_Seni_Pandangan_Awal
Holding Company : Universitas Indonesia
Location : Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal
 
  •  Availability
  •  Digital Files: 0
  •  Review
  •  Cover
  •  Abstract
Call Number Barcode Number Availability
959 PATRA 20:1 (2019) 03-19-731420915 TERSEDIA
No review available for this collection: 20497348
 Abstract
Tulisan ini dimaksudkan untuk menawarkan cara pandang baru dalam memahami pertautan intrinsik antara agama dan seni yang seringkali tumpang tindih dalam diskursus sosial budaya di Indonesia. Pertautan keduanya terletak pada ketergelaran, yakni wilayah kecenderungan rasa, yang disebut rasa keagamaan dan citarasa estetika. Kedua hal tersebut sebenarnya merupakan hasrat yang dibentuk oleh dan melalui kecenderungan pengalaman pengalaman ketubuhan dan penginderaan. Hasrat dan selera penting di dalam pembentukan etos tertentu, karena tidak hanya memotivasi orang untuk terus datang ke pergelaran, memilih jenis pergelaran, maupun mempergelarkan praktik seni dan agama tertentu, tetapi juga terus menerus menciptakan suatu kecenderungan menikmati, mengalami, dan mempersepsi. Kecenderungan menikmati inilah yang disebut sebagai praktik konsumsi, yakni sebentuk hasrat akan suatu kebutuhan yang dengan pemenuhannya ia berkaitan dengan pengalaman ketubuhan dan penginderaan. Dalam hal ini, pengalaman pengalaman inderawi berdasar atas intensionalitas terhadap apa yang dilihat, dirasakan, didengarkan, diraba, disentuh, atau lebih tepatnya apa yang selayaknya dialami dan dipersepsi. Hasrat tersebut berkaitan dengan (re)produksi ingatan ingatan, sensasi, dan rasa tertentu yang (di)hadir(kan) dari dan dalam praktik sehari hari.