ABSTRAK Artikel ini merupakan hasil penelitian antropologi seni dengan menggunakan metode etnografi. Secara komprehensif menyoroti persoalan mengenai pengalaman relijiusitas masyarakat Madura di Situbondo dalam pertunjukan teater tradisional: Drama Al Badar dan Tabbhuwân Wali Sanga. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengalaman relijiusitas masyarakat Madura melalui seni lebih bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Dibuktikan dari beberapa pengalaman pelaku seni dan penonton yang memaknai seni teater tradisional sebagai bagian dari laku spiritualnya. Internalisasi nilai nilai Islam kepada masyarakat Madura cenderung lebih mudah diterima melalui seni tradisi. Relijiusitas melalui teater tradisional ini menunjukkan kecenderungan Islam tradisional, bisa dikatakan juga Islam kultural, atau Islam yang bisa integral dengan budaya lokal (sinkretis). Pengalaman relijiusitas ini juga dapat dijelaskan melalui sifat seni tradisi yang mampu menghadirkan peristiwa ambang pada pelaku seni dan penontonnya. Peristiwa ambang memberikan pengalaman yang kompleks, ambigu, pelik, serta membuka kemungkinan alternatif dan cara pandang yang baru dalam memahami dunia dan kehidupan. Melalui pengalaman relijiusitas yang dihadirkan oleh peristiwa ambang inilah masyarakat Madura menemukan momen perjumpaannya dengan Tuhan. |