ABSTRAK Realitas dalam pemberitaan konflik Papua dengan pemerintah pusat di media arus utamaseringkali dikonstruksikan secara parsial. Menggunakan bahasa sebagai simbol representasidalam konstruksi realitas, media arus utama melakukan legitimasi terhadap pemerintah dandelegitimasi terhadap Orang Asli Papua (OAP). Konstruksi ini memiliki implikasi politis, yangmana pemerintah sebagai rezim representasi melakukan mekanisme terstruktur yaitupembatasan pers dan penindasan jurnalis untuk mempertahankan realitas versi rezim. Sebagaikonsekuensinya, terdapat kegagalan pemahaman orang luar Papua mengenai permasalahanpelanggaran HAM dan ketidakadilan historis di tanah Papua. ABSTRACT Reality within the reporting of West Papua conflict with the central government of Indonesiain the mainstream media is often partially constructed. Using language as a representation inthe construction, mainstream media are inclined to legitimize the government and delegitimizethe Orang Asli Papua (OAP). Said construction implicated in how the government as arepresentation regime carries out a structured mechanism, namely press restrictions andjournalist oppression to maintain the regimes version of reality. As a consequence, outsidersfailed to understand the fundamental problems of human rights violations and historicalinjustices in Papua. |