De-Gendering dan Re-Gendering dalam Konstruksi New Masculinity pada Makeup Artist Laki-Laki di Depok dan Garut = De-Gendering and Re-Gendering in New Masculinity Construction of Male Makeup Artist in Depok and Garut
Fitri Herdyanti Mardhiyah;
Iman Fachruliansyah, supervisor; Rhino Ariefiansyah, examiner
(Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020)
|
laki-laki mulai berkembang sekitar abad ke 20-an pada masyarakat Barat sebagai budaya troseksualitas, dan menjadi suatu hal yang lebih umum setelah kemajuan dari sub-budaya perfilman dan busana. Padahal, makeup lebih dikenal dengan tampilan feminin dan MUA identik sebagai pekerja perempuan yang secara tidak langsung memunculkan diskriminasi kepada MUA laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana laki-laki m enampilkan maskulinitasnya ketika bekerja dan di kehidupan sehari-hari sebagai MUA dan bagaimana mereka membentuk maskulinitasnya. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang dilakukan di dua daerah yaitu Depok dan Garut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki yang berprofesi sebagai MUA menampilkan performance yang diekspresikan melalui gender yang dimunculkan oleh individu dalam suatu situasi tertentu, mereka memperlihatkan genderin dan de-gendering yang kemudian membentuk maskulinitas baru versi mereka. The male makeup artist began to develop around the 20th century in Western societies as a culture of metrosexuality, and became more common after the advancement of the film and fashion sub-culture. In fact, makeup is better known for its feminine appearance and makeup artist is identical as a female worker who indirectly raises discrimination to male makeup artists. This study aims to describe how men display their masculinity when working and in their daily lives as makeup artists and how they shape their masculinity. This research uses ethnographic methods conducted in two regions namely Depok and Garut. The results of this study indicate that men who work as makeup artists display performance expressed through gender that is raised by individuals in a particular situation, they show re-gendering and de-gendering which then forms their new version of masculinity. |
S-Fitri Herdyanti Mardhiyah.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiii, 118 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-pdf | 14-22-96898928 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20499432 |