:: UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Hubungan morfologi katup mitral yang dinilai dengan Transesofageal Ekokardiografi dengan keberhasilan dini Komisurotomi Mitral Transkateter Perkutan = Association of Mitral Valve Morphology using Transesophageal Echocardiography (TEE) with Immediate Outcome of Percutaneous Transcatheter Mitral Comisurotomy (PTMC)

Alexandra Gabriella; Amiliana Mardiani Soesanto, supervisor; Amir Aziz Akatiri, supervisor; Doni Firman, examiner; Eatu Rudiktyo, examiner; Arwin Saleh Mangkuanom, examiner (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

Latar belakang: Demam rematik dan komplikasinya masih merupakan masalah
kesehatan pada banyak negara berkembang. Katup mitral merupakan katup yang paling
sering terlibat oleh proses rematik, dengan derajat keparahan yang tinggi (60-70%
pasien), baik stenosis dan/atau regurgitasi. Tatalaksana pada pasien dengan stenosis katup
mitral berat telah digunakan sebagai modalitas terapi sejak hampir tiga dekade terakhir.
Pemilihan kandidat KMTP yang telah umum digunakan adalah dengan Skor Wilkins.
Skor Wilkins yang dinilai dari TTE memiliki beberapa kelemahan dibandingkan
modalitas TEE. Keterbatasan lain Skor Wilkins adalah terdapat variabel morfologi katup
mitral yang tidak dimasukkan dalam Skor Wilkins antara lain area katup mitral, morfologi
komisura, kalsifikasi komisura, dan area katup mitral awal. Selain itu angka keberhasilan
dini KMTP di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain di
dunia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan morfologi katup mitral
(area katup mitral, ketebalan katup, tebal fusi komisura, tebal kalsifikasi komisura, fusi
korda) terhadap luaran keberhasilan dini KMTP.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien stenosis mitral berat
akibat penyakit jantung rematik yang menjalani tindakan KMTP. Luaran keberhasilan
dini yang optimal adalah tercapainya ukuran area katup mitral ≥ 1,5 cm2 tanpa disertai
regurgitasi mitral sedang atau lebih yang dievaluasi paska tindakan KMTP dengan
ekokardiografi. Penilaian katup mitral dilakukan secara detil dengan TEE meliputi Skor
Wilkins dari TEE (pliabilitas, ketebalan ketup, kalsifikasi, fusi korda), area katup mitral
(AKM) 3D pra tindakan, tebal fusi komisura anterolateral dan posteromedial, tebal
maksimal kalsifikasi komisura. Semua variabel dilakukan uji statistik bivariat, dan
selanjutnya dilakukan analisis multivariat.
Hasil: Total terdapat 41 pasien yang menjalani KMTP. Sebanyak 18 (43,9%) pasien
mencapai hasil luaran dini optimal. Didapatkan rerata AKM 3D pra 0,6 cm2 pada sampel.
Dari uji analisis multivariat didapatkan AKM 3D pra dan tebal fusi komisura anterior
merupakan faktor morfolgi katup yang secara independen berhubungan dengan
keberhasilan dini KMTP.
Kesimpulan: Pada populasi dengan Skor Wilkins yang rendah, AKM pra KMTP dan
ketebalan komisura anterolateral berhubungan dengan keberhasilan dini KMTP.
Sedangkan Skor Wilkins yang rendah itu sendiri tidak lagi berhubungan dengan
keberhasilan dini KMTP.

Background: Rheumatic fever and its complication is still a major health problem in
developing countries. The mitral valve is the most commonly and severely affected (65%-70% of patients) by rheumatic process by stenosis and/or regurgitation. Percutaneous
Transcatheter Mitral Comisurotomy (PTMC) has been used for almost 3 last decades.
Wilkins Score has been used for choosing candidates for PTMC. There are several mitral
valve features that is not included in the Wilkins score. Nevertheless, the success rate of
PTMC in Indonesia still considered lower than other countries.
Aim: This study aims to know the association of mitral valve morphology (mitral valve
area, valve thickness, thickness of commissural fusion, thickness of commisure
calsification, subvalvar involvement) with immediate success of PTMC.
Methods: This is a cross-sectional study, data was taken procpectively in patients with
rheumatic heart disease whom undergone PTMC. Optimal immediate success was
defined as mitral valve area ≥ 1,5 cm2 without mitral regurgitation moderate or more,
which was evaluated after PTMC using echocardiography. Detailed assessment of mitral
valve using TEE including Wilkins Score from TEE (pliability, valve thickness,
calsification, chordal fusion), mitral valve area (MVA) 3D, thickness of anterolateral and
posteromedial commissural fusion, maximum thickness of commissural calsification
were taken before the PTMC procedure. All morphological variables undergone bivariate
analysis and whichever is eligible to multivariate analysis.
Results: Forty-one patients undergone PTMC procedure. Eighteen patients (43,9%)
achieved optimal immediate result. Mean MVA by 3D echo before PTMC was 0,6 cm2.
After multivariate analysis, MVA 3D and thickness of anterolateral commisure were the
only morphological features which independently associated with early success of
PTMC.
Kesimpulan: In population with low Wilkins score, the score is no longer associated
with the immediate optimal outcome of PTMC. Instead, MVA 3D pre-PTMC and
thickness of anterolateral commissure are associated with immediate optimal outcome of
PTMC.

 File Digital: 1

Shelf
 SP-Alexandra Gabriellaa.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : SP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xvi, 35 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
SP-pdf 16-21-561725560 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20499837