ABSTRAK Kegiatan konstruksi dan demolisi telah menjadi kebutuhan dalam fungsinya sebagai penunjang aktivitas manusia. Namun disisi lain, konstruksi dan demolisi bangunan dituding sebagai penyebab utama permasalahan lingkungan, dari segi penyediaan materialnya, polusi selama proses konstruksi, hingga limbah material ketika bangunan tersebut dirobohkan. Berbagai konsep telah dikembangkan sebagai upaya pencapaian konstruksi yang berkelanjutan, salah satunya adalah dengan mendaur ulang material robohan bangunan untuk digunakan kembali pada bangunan baru. Namun, konsep ini masih belum banyak diaplikasikan pada proses konstruksi, utamanya di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi dampak lingkungan yang diakibatkan serta aspek social dan ekonomi yang timbul dari proses pendaur ulangan dari material robohan bangunan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode sequential exploratory dimana data utama yang didapatkan dari wawancara key informan didukung dengan artikel terkait, serta perhitungan presentase keuntungan penjualan. Berdasarkan hasil penelitian, adapun dampak lingkungan positif dari pendaur ulangan diantaranya mengurangi potensi ekploitasi sumber alam berlebihan, mengurangi konsumsi energi untuk memusnahkan material, serta mengurangi potensi polusi udara akibat proses pemusnahan material robohan bangunan. Adapun dampak negative nya adalah potensi pencemaran akibat penggunaan senyawa kimia yang tidak ditakar pada proses pengolahan material kategori saniter. Untuk aspek sosial dari pemanfaatan material robohan bangunan utamanya adalah membentuk lapangan pekerjaan baru bagi sebagian individu, serta membentuk simbiosis mutualisme antara pemilik robohan bangunan dan pekerja. Aspek ekonomi dari pemanfaatan material robohan bangunan bagi pemilik bangunan adalah dapat melakukan penghematan pembangunan dengan range 20-70%, sementara bagi penjual mendapatkan pendapatan sampingan dengan keuntungan 52,63- 77,78%.Abstrak Berbahasa Inggris: Construction and Demolition activities have become a necessity in its function as a support for human activities. But on the other hand, construction and demolition of buildings accused as the main perpetrator of environmental problems, in terms of material supply, pollution during the construction process, up to the contributor of solid waste material when the building is demolished. Various concepts have been developed as an effort to achieve sustainable construction, one of which is to recycle building material and reused it in the new buildings. However, this concept is still not widely applied to the construction process, especially in Indonesia. The purpose of this study is to analyze the environmental impacts potential as well as the social and economic aspects arising from the recycling process of the demolition building material. This study uses a sequential exploratory method in which the main data obtained from key informant interviews are supported by related articles, as well as the calculation of sales profit percentage. Based on the research results, the positive environmental impacts of recycling include reducing the potential for excessive exploitation of natural resources, reducing energy consumption to destroy material, and reducing the potential for air pollution due to the process of destroying building collapse materials. The negative impact is the potential for pollution due to the use of chemical compounds that are not measured in the processing of sanitary materials. For the social aspects, it was found that demolition building material can create new jobs for some individuals, as well as to establish a symbiosis of mutualism between the owner of building collapses and workers. The economic aspect of building material utilization for building owners is that they can save development in the range of 20-70%, while sellers get side income with a profit of 52,63-77,78%. |