Latar belakang : Tidur berguna untuk kesehatan mental, emosi, fisik, dan sistemimunitas tubuh. Gangguan tidur pada anak semakin menjadi masalah karena akanberdampak pada mood, perilaku dan intelektual anak. Dilaporkan, insidensigangguan tidur pada anak lebih tinggi pada kasus epilepsi.Tujuan : Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak dengan epilepsi, sertamenilai hubungan antara faktor-faktor risiko yang memengaruhinya kejadiangangguan tidur pada anak dengan epilepsi.Metode : Studi potong lintang yang dilakukan di Poliklinik Anak Kiara RS CiptoMangunkusumo Jakarta dengan populasi anak epilepsi usia 4-18 tahun. Penilainvariabel gangguan tidur menggunakan kuesioner sleep disturbance scale forchildren (SDSC) terdiri dari 26 pertanyaan yang telah tervalidasi sebelumnya.Kuesioner akan diisi oleh orang tua mengenai pola tidur anak dalam 6 bulanterakhir. Pasien yang sebelumnya memiliki gangguan tidur primer sepertiobstructive sleep apnea (OSA), sindrom epilepsi, disabilitas intelektual, attentiondeficit hyperactivity disorder (ADHD) akan dieksklusi.Hasil : Didapatkan 99 subyek dengan karakteristik 22,2% menderita epilepsiintraktabel, 28,2% serebral palsi dan 64,6% tipe kejang umum. Dari hasilkuisioner SDSC didapatkan 71,7% anak dengan epilepsi mengalami gangguantidur, jenis terbanyak 62% gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Faktorrisiko yang terbukti memengaruhi secara independen kejadian gangguan tidurpada pasien epilepsi adalah tipe kejang umum, serebral palsi, epilepsi intraktabel,elektroensefalografi (EEG) abnormal, dan obat antiepilepsi (OAE) jenis nonbenzodiazepin.Kesimpulan : Tipe kejang umum, serebral palsi, epilepsi intraktabel,abnormalitas EEG, dan OAE jenis non-benzodiazepin bermakna secara statistikindependen memengaruhi kejadian gangguan tidur pada epilepsi. Background : Sleep is affecting mental health, emotional, physical, and immunesystem. Sleep disorder in children was increased and became a burden because itwill affect the mood, behaviour and intellectual. Reportedly, the incidence ofsleep disorder is higher in children with epilepsy.Objective : Knowing the prevalence of sleep disorder in children with epilepsy,and to assess the risk factors which affecting it.Methods : A cross-sectional study was conducted at children polyclinic CiptoMangunkusumo Hospital in Jakarta with populations of epilepsy children aged 4-18 years old. The assessment of sleep disorder using the sleep disturbance scalefor children (SDSC), which consist of 26 questions that had been previouslyvalidated. The questionnaire will be filled out by parents regarding the childssleep pattern in the past 6 months. Patients who had primary sleep disorders suchas obstructive sleep apnea (OSA), epilepsy syndrome, intellectual disabilities,attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) will be excluded.Results : There were 99 subjects, with characteristics are 22.2% had intractableepilepsy, 28.2% had cerebral palsy and 64.6% generalized seizures. Theprevalence of sleep disorder in child with epilepsy in this study was 71.7%, themost frequent type was disorder of starting and maintaining sleep. Risk factorsthat have been shown to independently affecting the incidence of sleep disorder inepilepsy patients are generalized seizures, cerebral palsy, intractable epilepsy,electroencephalography (EEG) abnormality, and non-benzodiazepine typeantiepileptic drugs (AED).Conclusion : Generalized seizure, cerebral palsy, intractable epilepsy, EEGabnormality, and non-benzodiazepine type of AED are statistically significantaffecting the incidence of sleep disturbance in epilepsy independently. |