Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : computer (rdamedia)
Tipe Carrier : online resource (rdacarrier)
Deskripsi Fisik : 43 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 10-21-319156315 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20501455
 Abstrak
ABSTRAK
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dikenal sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia. Kekuatan ekonomi yang dimiliki RRT saat ini bisa diperoleh karena adanya Reformasi dan Keterbukaan (改革开放Gǎigé kāifàng) yang diprakarsai Deng Xiaoping (邓小平 Dèng Xiǎopíng) pada tahun 1978 dengan menerapkan model ekonomi pasar sosialis. Kebijakan-kebijakan ekonomi seperti FDI (foreign direct investment), perdagangan luar negeri, Zona Ekonomi Khusus, dan lain-lain tentu berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi RRT pada masa itu. Meskipun demikian, kondisi ekonomi RRT yang sedang dalam masa peralihan sangat fluktuatif dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalam negeri. Ketidakstabilan ekonomi, maraknya korupsi, dan tuntutan demokrasi serta kebebasan berpolitik memicu terjadinya peristiwa Tian`anmen pada tahun 1989 yang semakin memperburuk kondisi ekonomi negara. Meskipun Deng Xiaoping telah mengundurkan diri dari segala aktivitas politik RRT pasca peristiwa Tian`anmen, ia tetap menjalankan agenda ekonominya dengan melakukan `Perjalanan ke Selatan` (南巡Nán xún) pada tahun 1992. `Perjalanan ke Selatan` dikatakan berhasil menguatkan kembali reformasi ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi RRT. Penelitian ini akan membahas latar belakang Deng Xiaoping melaksanakan `Perjalanan ke Selatan`, hal apa yang dilakukan Deng Xiaoping dalam `Perjalanan ke Selatan`, dan menganalisis keterkaitannya dengan kemajuan ekonomi RRT hingga sekarang.
ABSTRACT
People's Republic of China (PRC) is known as one of the world's economic powerhouse. The current economic power of the PRC can be obtained because of the Reform and Opening Up (改革开放Gǎigé kāifàng) initiated by Deng Xiaoping (邓小平Dèng Xiǎopíng) in 1978 by adopting the socialist market economy model. Economic policies such as FDI (Foreign Direct Investment), foreign trade, Special Economic Zones, etc. certainly had positive impacts on China's economic growth at that time. Nevertheless, the economic condition of the PRC which was in a transition period was very volatile and caused economic instability. Economic instability, corruption, and demands for democracy and political freedom triggered the Tian'anmen incident in 1989 which further worsened the country's economic condition. Although Deng Xiaoping had resigned from all of his political activities after the Tian'anmen incident, he continued to carry out his economic agenda by undertaking "Southern Tour" (南巡Nán xún) in 1992. "Southern Tour" was said to succeed in strengthening economic reforms again and increasing PRC's economic growth. This research will discuss the background of Deng Xiaoping carrying out the "Southern Tour", what Deng Xiaoping did during the "Southern Tour", and analyzing its ties with the PRC's economic growth until now.