`Perjalanan ke selatan` Deng Xiaoping 1992 dan pertumbuhan ekonomi RRT (1992-2018) = Deng Xiaoping`s 1992 `Southern Tour` and China`s economic growth (1992-2018)
Fatma Oktaviani;
Seda, Joanessa Maria Josefa Sipi, supervisor
([Publisher not identified]
, 2020)
|
ABSTRAK Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dikenal sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia.Kekuatan ekonomi yang dimiliki RRT saat ini bisa diperoleh karena adanya Reformasidan Keterbukaan (改革开放Gǎigé kāifàng) yang diprakarsai Deng Xiaoping (邓小平Dèng Xiǎopíng) pada tahun 1978 dengan menerapkan model ekonomi pasar sosialis.Kebijakan-kebijakan ekonomi seperti FDI (foreign direct investment), perdagangan luarnegeri, Zona Ekonomi Khusus, dan lain-lain tentu berdampak positif bagi pertumbuhanekonomi RRT pada masa itu. Meskipun demikian, kondisi ekonomi RRT yang sedangdalam masa peralihan sangat fluktuatif dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalamnegeri. Ketidakstabilan ekonomi, maraknya korupsi, dan tuntutan demokrasi sertakebebasan berpolitik memicu terjadinya peristiwa Tian`anmen pada tahun 1989 yangsemakin memperburuk kondisi ekonomi negara. Meskipun Deng Xiaoping telahmengundurkan diri dari segala aktivitas politik RRT pasca peristiwa Tian`anmen, ia tetapmenjalankan agenda ekonominya dengan melakukan `Perjalanan ke Selatan` (南巡Nánxún) pada tahun 1992. `Perjalanan ke Selatan` dikatakan berhasil menguatkan kembalireformasi ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi RRT. Penelitian ini akanmembahas latar belakang Deng Xiaoping melaksanakan `Perjalanan ke Selatan`, hal apayang dilakukan Deng Xiaoping dalam `Perjalanan ke Selatan`, dan menganalisisketerkaitannya dengan kemajuan ekonomi RRT hingga sekarang. ABSTRACT People's Republic of China (PRC) is known as one of the world's economic powerhouse.The current economic power of the PRC can be obtained because of the Reform andOpening Up (改革开放Gǎigé kāifàng) initiated by Deng Xiaoping (邓小平DèngXiǎopíng) in 1978 by adopting the socialist market economy model. Economic policiessuch as FDI (Foreign Direct Investment), foreign trade, Special Economic Zones, etc.certainly had positive impacts on China's economic growth at that time. Nevertheless, theeconomic condition of the PRC which was in a transition period was very volatile andcaused economic instability. Economic instability, corruption, and demands fordemocracy and political freedom triggered the Tian'anmen incident in 1989 which furtherworsened the country's economic condition. Although Deng Xiaoping had resigned fromall of his political activities after the Tian'anmen incident, he continued to carry out hiseconomic agenda by undertaking "Southern Tour" (南巡Nán xún) in 1992. "SouthernTour" was said to succeed in strengthening economic reforms again and increasing PRC'seconomic growth. This research will discuss the background of Deng Xiaoping carryingout the "Southern Tour", what Deng Xiaoping did during the "Southern Tour", andanalyzing its ties with the PRC's economic growth until now. |
MK-Fatma Oktaviani.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | MK-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 43 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-Pdf | 10-21-319156315 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20501455 |