Fantasi sebagai Antitesis Realitas dalam Film Ali Zaoua: Prince de la Rue = Fantasy as an Antithesis of Reality in Ali Zaoua: Prince de la Rue
Ghaisani Ayuningtyas;
Joesana Tjahjani, supervisor; Suma Riella Rusdiarti, co-promotor; Damar Jinanto Danusastro, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020)
|
Fantasi merupakan sebuah kesenangan, karena pada dasarnya fantasi merupakan upaya untuk melarikan diri dari kondisi manusia atau kenyataan untuk membangun dunia sekunder. Dalam film Ali Zaoua: Prince de la Rue, fantasi anak-anak diperlihatkan melalui aspek naratif dan sinematografis. Artikel ini berfokus pada penggambaran fantasi dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan tekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan fantasi anak-anak dan isu sosial yang terkait dengan kemiskinan dan keluarga di dalam film Ali Zaoua: Prince de la Rue. Analisis yang dilakukan dalam artikel ini menggunakan skema aktan yang dikemukakan oleh Greimas dan teori sinema oleh Boggs dan Petrie. Konsep fantasi oleh Rosemary Jackson juga digunakan untuk memperdalam kajian analisis. Temuan analisis menunjukkan bahwa pada dasarnya, fantasi yang diciptakan oleh anak-anak adalah cara yang dilakukan untuk melarikan diri dari realitas. Fantasi yang direpresentasikan sebagai imajinasi anak-anak menjadi antithesis dari realitas mereka sebagai upaya untuk memenuhi keinginan di dalam dunia nyata. Hal ini terkait dengan kondisi anak jalanan yang menginginkan kehidupan yang lebih baik. Fantasy is a pleasure and, in essence, is a way to escape from humans condition or reality by building a second life. In the film Ali Zaoua: Prince de la Rue, childrens fantasy is shown through narrative and cinematographic aspects. This article focuses on the depiction of fantasy using a qualitative method and a textual approach. The purpose of this study is to portray childrens fantasy and social issues related to poverty and family in the movie Ali Zaoua: Prince de la Rue. This analysis utilizes Greimas Actantial Model and film studies by Boggs and Petrie. The concept of fantasy by Rosemary Jackson is also utilized to deepen the analysis. The finding of the analysis shows that fantasies created by children, are a way to escape reality. The fantasies that were represented as childrens imagination and becomes an antithesis to the fulfillment of real-life desires. This is related to the condition of street children who wish for a better livelihood. |
TA-Ghaisani Ayuningtyas.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xii, 23 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-Pdf | 16-21-570425834 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20502625 |