ABSTRAK Laut Cina Selatan (LCS) sudah menjadi isu utama bagi pemerintahan RI karena kaitannyadengan masalah pengamanan kedaulatan wilayah RI yang bersentuhan dengan kepentingannegara-negara yang terlibat di dalamnya. Indonesia memliki kepentingan dalam sengketaLCS karena sebagian dari ZEE Indonesia bertentangan dengan 9 garis putus-putus cina.Meskipun Indonesia bukan negara yang bersengkata langsung (non-claimant states), akantetapi apabila tidak dikelola dengan baik, akan memicu konflik antar negara yang dapatmengancam keamanan wilayah RI. Untuk mendalami permasalahan ini, penulis akanmenggunakan 1,5 track diplomacy sebagai cara utama untuk mengelola potensi konflik diwilayah LCS. 1,5 track diplomacy adalah gabungan antara track 1 diplomacy dan track 2diplomacy. 1,5 track diplomacy mengedepankan low-politics yang djalankan oleh negaramaupun LSM dalam koordinasinya untuk menciptakan sinkronisasi dan harmonisasi untukmeredam potensi konflik resolusi secara konstruktif. Dengan demikian, teori liberalismmenguatkan pembenaran bahwa LSM dan negara mempunyai peran yang luar biasa dan sangatmenentukan dalam politik global bagi pengelolaan potensi konflik untuk ditransformasikanmenjadi potensi kerjasama yang saling menguntungkan. 1,5 track diplomacy merupakanpilihan strategi yang paling tepat dalam menghasilkan konstruksi keamanan baru yang lebihkonstruktif sehingga implementasinya perlu dikedepankan oleh Indonesia sebagai negarabesar yang paling berpengaruh di kawasan. |