Low back pain (LBP) seringkali menetap setelah fusi lumbosacral, dan diduga sendisakroiliaka merupakan penyebab dari LBP tersebut. Sampai saat ini, belum ada studimengenai hubungan antara fusi lumbosakral dan nyeri sendi sakroiliaka di Indonesia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeinvestigasi hubungan antara fusi lumbosakraldan nyeri sendi sakroiliaka. Kami juga menginvestigasi karakteristik dan prevalensi nyerisendi sakroiliaka pasca fusi lumbosacaral. Penelitian ini merupakan studi potong lintangyang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian dilakukan bulan Juni -September 2019. Subyek adalah semua pasien yang menjalani fusi lumbosakral diRSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2015 hingga 2018. Terdapat 43 subyekpada penelitian ini. Dua puluh enam (60,5%) subyek adalah perempuan, dengan usiarerata 57,65 ô² 9,7 tahun. Pada penelitian ini, didapatkan insidensi per tahun nyeri sendisakroiliaka pasca lumbosakral pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018, masing-masing adalah78,6%, 40%, 81,3% dan 87,5%. Median onset nyeri sendi sakroiliaka adalah 8 (4-14)bulan, dan median skor skala analog visual adalah 4 (2-6). Pada penelitian ini, ditemukanbahwa jenis kelamin (p = 0,002), indeks massa tubuh (IMT) (p = 0,001), dan level fusi (p= 0,002) berhubungan signifikan dengan terjadinya nyeri sendi sakroiliaka. Jenis kelamin,IMT, dan level fusi berhubungan signifikan dengan nyeri sendi sakroiliaka. Insidensinyeri sendi sakroiliaka pada pasien yang menjalani fusi lumbosakral di RSUPN Dr. CiptoMangukusumo tahun 2015-2018 adalah 76,7%, dengan median onset nyeri 8 (4-14)bulan. Low back pain (LBP) often persists after lumbosacral fusion, and sacroiliac joint (SIJ) ishypothesized to be a source of pain. To date, there are no studies regarding the associationbetween lumbosacral fusion and SIJ pain in Indonesia. The objective of this study is toinvestigate the association between lumbosacral fusion and SIJ pain. We also investigatedthe characteristics and prevalence of post-lumbosacral fusion SIJ pain. This was a crosssectionalstudy. The study was conducted from June to September 2019. Subjects werepatients who underwent lumbosacral fusion at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta,Indonesia during the period between January 2015 and December 2018. A total of 43subjects were recruited for this study. Twenty-six (60.5%) subjects were female, and themean age was 57.65 ô² 9,7years of age. In our study, the annual incidence of postlumbosacralSIJ pain in 2015, 2016, 2017, 2017 was 78.6%, 40%, 81.3%, and 87.5%,respectively. The median onset of SIJ pain 8 (4-14) months, and the median visualanalogue scale score was 4 (2-6). Gender, body mass index (BMI), and fusion level weresignificantly associated with the development of SIJ pain (p = 0.002, p = 0.001, and p =0.002, respectively). Gender, BMI, and fusion level were significantly associated withSIJ pain. The incidence of SIJ pain in patients who underwent lumbosacral fusion at CiptoMangukusumo Hospital, Jakarta, Indonesia in 2015 to 2018 was 76.7%, with a medianonset of 8 (4-14) months. |