Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari identitas diri dan self-serving altruism ketika adanya orang lain yang diuntungkan terhadap intensitas perilaku tidak etis. Partisipan berjumlah 200 orang (usia= min. 18 thn, laki-laki= 58 orang), dan secara random dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan aktivasi identitas diri (priming vs. non priming)dan menipulasi pembayaran (individual dan dyad). Selfserving altruism diukur menggunakan skala likert 7-poin sebanyak 10 pernyataan. Sedangkan intensitas perilaku tidak etis diukur menggunakan jumlah klaim jawaban yang ditulias partisipan. Hasil analisi dengan multiple regression (regresi berganda dengan moderator) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan baik antara identitas diri terhadap penurunan intensitas perilaku tidak etis, antara selfserving altruism terhadap peningkatan intensitas perilaku tidak etis, maupun antara adanya kehadiran orang lain yang diuntungkan terhadap peningkatan intensitas perilaku tidak etis. Namun hasil penelitian ini juga menujukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan ketika aktivasi identitas diri diinteraksikan dengan hadirnya orang lain yang diuntungkan terhadap intensitas perilaku tidak etis. Hasil ini menunjukkan bahwa walau menerima aktivasi identitas diri (priming), yang disertai dengan adanya orang lain yang diuntungkan dari perilaku tidak etis yang dilakukan seseorang, dapat meningkatkan intensitas perilaku tidak etis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivasi identitas diri, self-serving altruism dan Orang yang Diuntungkan secara simultan (secara bersamaan) tidak mempengaruhi intensitas perilaku tidak etis. This study aimed to look at the influence of self-identity and self-serving altruism when there are others who benefited on the intensity of unethical behavior. Participants were 200 people (age=min. 18 years old, men = 58 people), and randomly divided into 4 groups based on activation of identity (priming vs. non priming) and manipulating payments (individual and dyad). Priming in question was priming identity with nouns (e.g., do not be a cheater). Self-serving altruism was measured using a 7-point Likert scale of 10 statements. As for the dependent variable in this study, the intensity of unethical behavior, will be measured using the number of claims written by participants. The results of the analysis with multiple regression (multiple regression with moderator) showed that there was an insignificant relationship between self-identity to decrease the intensity of unethical behavior,between self-serving altruism to increase the intensity of unethical behavior, and between the presence of other people who benefited to increase the intensity of unethical behavior. But the results of this study also show that there is a significant relationship when the activation of self-identity is interacted with the presence of other people who benefit from the intensity of unethical behavior. These results indicate that while accepting activation of self-identity (priming), accompanied bythe presence of other people who benefit from unethical behavior by a person, can increase the intensity of unethical behavior. So it can be concluded that the activation of self-identity, self-serving altruism and beneficiaries simultaneously does not affect the intensity of unethical behavior. |