Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pembelian konsumen wanita merek indie fashion lokal dan hal-hal yang mempengaruhi pembelian tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis dan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelian produk fashion sangat dipengaruhi oleh nama merek dan asosiasinya. Informan bersedia untuk membayar harga premium untuk produk merek indie fashion lokal dengan branding yang informan anggap “keren” dan sesuai dengan identitas mereka. Informan pun lebih menghargai informasi dari orang-orang yang memiliki sudut pandang dan gaya fashion yang sama dengan informan seperti peer dan role model atau influencer. Hal tersebut dikarenakan informan memiliki sensitivitas merek dan karakteristik dari fashion innovators. Produk merek indie fashion lokal pun memiliki sentimen yang lebih bagi informan dibandingkan dari kategori merek fashion lainnya.
This study aims to understand the purchasing behaviour of women consumers of local indie fashion brands and the factors that influence those purchases. This research uses a post-positivist paradigm and a qualitative approach. The results of this study indicate that the purchase of fashion products is strongly influenced by brand names and its associations. Informants are willing to pay premium prices for local indie fashion brand products that informants consider "cool" and match with their identity. Informants also value information from people who have the same perspective and fashion style as informants such as peers and role models or influencers. That is because informants have brand sensitivity and characteristics of fashion innovators. Products of local indie fashion brands also has more sentiment with informants rather than other fashion brand categories. |