ABSTRAK Praktek keinsinyuran ini mengajukan formulasi model atas permasalahan yang dihadapi oleh industri agribisnis minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), khususnya pada bagian operation field yang mengatur kegiatan pengiriman CPO dari mill ke refinery menggunakan armada truk tangki di Tarjun, Kalimantan Selatan. Dua skema model yang diajukan dalam laporan ini merupakan bentuk representasi matematis terhadap kondisi riil yang terjadi di lapangan: skema business as usual (BAU) dan skema dengan batasan emisi karbon. Performa kedua model dievaluasi dan dibandingkan efektivitasnya dalam menentukan trade-off yang paling optimal antara total biaya dan total emisi dengan menggunakan software Lingo 9. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan memilih jenis dan jumlah truk yang tepat sesuai dengan kondisi skema yang dihadapi, maka trade-off paling optimal antara total biaya dan total emisi dapat tercapai. Analisa dari perspektif manajerial perusahaan dan temuan lainnya termasuk potensi pengembangan model untuk kedepannya juga dijabarkan pada laporan ini. ABSTRACT This study proposes a model formulation of problems faced by crude palm oil (CPO) industries, especially for operation field department which organizes CPO delivery activities from mill to refinery by using tank trucks in Tarjun, South Kalimantan. Two model schemes proposed in this study are mathematical representation of real life condition on the operation field: business as usual (BAU) scheme and emission scheme. The performance of two model schemes are then evaluated and compared in terms of their effectiveness in determining the most optimal trade off between total cost vs total emissions by using Lingo 9 software. The obtained results show that by choosing the right type of truck as well as the amount of units ordered, the desired optimum trade off would be achieved. Analysis from managerial perspective and other findings including the possibility of further developments are also described in this study. |