Deviasi anggaran atau perbedaan dokumen pada perencanaan dengan dokumen penganggaran merupakan sebuah masalah dalam proses perencanaan dan penganggaran di Indonesia. Untuk mencegah terjadinya deviasi anggaran pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional yang mengakibatkan munculnya sebuah sistem informasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA). Kemunculan sebuah sistem baru tentu saja menimbulkan adanya suatu proses perubahan. Kondisi tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses manajemen perubahan sistem informasi KRISNA dengan pendekatan penelitian post-positivist dengan jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dan data sekunder melalui survei pemanfaatan sistem informasi KRISNA yang dilakukan pengembang. Penelitian ini menggunakan teori manajemen perubahan efektif yang dikemukakan oleh Conger, Spreitzer, dan Lawler dalam Cummings & Worley (2009). Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen perubahan sistem informasi KRISNA sudah berjalan dengan baik karena adanya motivasi untuk berubah dari para aktor yang terlibat, visi perubahan KRISNA sudah jelas, dukungan dari pengguna karena adanya penerimaan terhadap teknologi serta pengelolaan transisi yang sudah baik. Meskipun demikian perubahan pada sistem informasi KRISNA masih belum mencapai bagaimana mepertahankan momentum yang sudah dibangun karena kurangnya sumber daya manusia pada tim pengembang serta belum adanya agen perubahan, dan kegiatan pengembangan kompetensi dan keterampilan baru Deviation of the budget or the difference between planning and budgeting documents is a problem in the planning and budgeting process in Indonesia. To prevent budget deviations, the government issued Government Regulation Number 17 of 2017 Concerning the Synchronization of the National Development Planning and Budgeting Process which resulted in the emergence of a Budget Collaborative Planning and Information Performance Information System (KRISNA). The emergence of a new system certainly causes a process of change. These conditions encourage the conduct of this research to find out how the KRISNA information system change management process with a post-positivist research approach with descriptive research types and primary data collection techniques through in-depth interviews and secondary data through surveys of the use of KRISNA information systems by developers. This study uses the theory of effective change management proposed by Conger, Spreitzer, and Lawler in Cummings & Worley (2009). The results showed that the management of KRISNA's information system changes was going well because of the motivation to change from the actors involved, the vision of KRISNA's change was clear, the support of the users due to the acceptance of technology and management of the transition was already good. However, changes to the KRISNA information system have not yet reached how to maintain the momentum that has been built due to the lack of human resources on the development team and the absence of change agents, and new competency and skills development activities |