:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Ekspresi Sitokin Proinflamasi Tumor Necrosis Factor-alfa dan Antiinflamasi Interleukin-10 pada Kultur Peripheral Blood Mononuclear Cells dari Penduduk Permukiman Kumuh dan Nonkumuh yang Distimulasi Lipopolisakarida = Expression of Pro-Inflammatory Cytokine Tumor Necrosis Factor-alpha and Anti-Inflammatory Cytokine Interleukin-10 on Peripheral Blood Mononuclear Cells Culture Between Rural and Urban Residents

Ashila Putri Disamantiaji; ([Publisher not identified] , 2020)

 Abstrak

Latar Belakang: Hilangnya mikroorganisme komensal yang menjadi building block dari maturasi sistem imun dapat menyebabkan ketidakseimbangan sitokin proinflamasi dan antiinflamasi. Disregulasi dari sistem imun memiliki implikasi pada predisposisi penyakit. Tujuan: Mengetahui hubungan antara status permukiman sebagai proksi dari pajanan mikroorganisme dengan keseimbangan sitokin proinflamasi dan antiinflamasi. Metode: Penelitian dengan desain studi potong lintang analitik ini menggunakan data sekunder dari disertasi berjudul “Regulasi Respons Imun Subyek di Permukiman Kumuh: Studi Imunitas Seluler pada Kultur Sel Darah yang Distimulasi Malaria, Vaksin BCG, dan LDL” di mana sampel kelompok kumuh diambil dari masyarakat yang bermukim di sekitar TPST Bantar Gebang (n=10), sedangkan sampel kelompok nonkumuh diambil dari mahasiswa Universitas YARSI (n=8). Pada penelitian tersebut sampel darah kelompok kumuh dan nonkumuh dikultur dengan metode PBMC dan distimulasi dengan LPS. Kadar TNF-alfa dan IL-10 diukur menggunakan luminex assay pada kondisi basal, pascastimulasi, dan kedua data tersebut dibandingkan menjadi suatu nilai rasio stimulasi:basal yang menggambarkan besarnya peningkatan produksi setelah terpajan stimulus dari keadaan basal. Hasil: Pada keadaan basal, kadar TNF-alfa lebih tinggi pada kelompok kumuh, namun tidak bermakna secara statistik (p=0,202). Kadar IL-10 pada keadaan basal lebih tinggi pada kelompok nonkumuh, namun juga tidak bermakna (p=0,108). Kadar TNF-alfa pascastimulasi LPS dan dalam bentuk rasio stimulasi:basal lebih tinggi secara bermakna pada kelompok kumuh (masing-masing p=0,000 dan p=0,005), sementara kadar IL-10 pascastimulasi LPS maupun dalam bentuk rasio stimulasi:basal lebih tinggi pada kelompok kumuh, namun tidak bermakna secara statistik (masing-masing p=0,893 dan p=0,423). Korelasi antara kadar TNF-alfa dan IL-10 sangat kuat dan signifikan pada kelompok kumuh (r=0,881, p=0,000), sementara korelasi yang lebih lemah da tidak signifikan diamati pada kelompok nonkumuh (r=0,611, p=0,054). Kesimpulan: Penduduk permukiman kumuh memiliki potensi produksi sitokin proinflamasi TNF-alfa yang lebih besar, namun potensi tersebut diimbangi dengan produksi sitokin antiinflamasi IL-10 secara seimbang. Hal ini tidak diamati pada penduduk permukiman nonkumuh.

Introduction: Reduced exposure to commensal microorganisms—one of the building blocks/inputs needed for immune system maturation—can lead to aberation on the balance between pro- and anti-inflammatory cytokine. This kind of immune dysregulation has an implication on disease predisposition. Objective: To determine the association between residential status—a proxy for microorganism exposure—and the balance of pro- and anti-inflammatory cytokine production. Method: This is an analytic cross-sectional study and secondary data was obtained from a parent study titled "Regulation of Immune Response to People Living in The Slum Area: A Study of Cellular Immunity on Whole Blood Cultures Stimulated Malaria, BCG, and LDL". Subjects for the rural group were sampled from Bantar Gebang landfill (n=10) while subjects for the urban group were sampled from YARSI University students (n=8). Blood sampled from the subjects was cultured using PBMC method and stimulated using Lipopolysaccharide. The measurement for the concentration of TNF-alpha and IL-10 was undertaken using luminex assay in basal and after stimulation condition. Both data were then made into a ratio (stimulated:basal) that represents the amount of cytokine production increment from basal. Result: At the basal condition, TNF-alpha concentration was higher in rural group, but the association was not significant (p=0,202). Meanwhile, IL-10 concentration at the basal condition was higher in urban group, but the association was not significant as well (p=0,108). The concentration of TNF-alpha after stimulation and the stimulated:basal ratio were significantly higher for rural group (p=0,000 and p=0,005, respectively), while the concentration of IL-10 after stimulation and the stimulated:basal ratio were higher for rural group, but the mean differences were statistically insignificant (p=0,893 dan p=0,423, respectively). Correlation between the concentration of TNF-alpha and IL-10 was very strong and statistically significant for rural group (r=0,881, p=0,000), while a weaker insignificant correlation was observed for urban group (r=0,611, p=0,054). Conclusion: Rural population have a greater potential to produce pro-inflammatory cytokine TNF-alpha but this potential was followed and balanced by the production of anti-inflammatory cytokine IL-10. This relationship was not observed in the urban population.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Ashila Putri Disamantiaji.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2020
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xvi, 79 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-22-04179964 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20506512