Asma telah dibuktikan oleh penelitian-penelitian sebagai faktor risiko baru dari stroke. Meskipun begitu, kesimpulan dan mekanisme hubungan antara kedua penyakit ini masih belum diketahui pasti. Salah satu dugaan mengenai mekanisme hubungan ini adalah karena adanya asosiasi asma dengan faktor risiko stroke, termasuk faktor demografi dan perilaku. Hasil Riskesdas 2007 hingga 2018 juga mendukung dugaan hubungan ini dengan adanya kesamaan tren prevalensi stroke dan asma dari tahun ke tahun. Namun, belum ada penelitian dengan jumlah sampel besar di Indonesia yang mempelajari hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan asma dan stroke beserta interaksi asma dengan faktor risiko demografi (usia, jenis kelamin, wilayah tinggal) dan perilaku (perilaku merokok, konsumsi makanan berserat, aktivitas fisik, konsumsi alkohol) terhadap kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan data sekunder Riskesdas 2018. Populasi penelitian direstriksi pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia yang sedang tidak hamil dan tidak memiliki kondisi: hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, IMT berlebih, lingkar perut berlebih, dan dislipidemia. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan kasar yang signifikan (p<0,05) antara asma dan stroke dengan POR sebesar 1,627 (95% CI: 1,120 – 2,364) pada penduduk sesuai kriteria penelitian. Namun, setelah dikontrol oleh usia tidak ditemukan hubungan yang signifikan (p>0,05) antara asma dan stroke (POR=1,419; 95% CI: 0,976 – 2,064). Adapun, tidak ditemukan interaksi (p uji homogeneitas>0,05) antara asma dengan satupun faktor demografi atau perilaku yang terbukti sebagai faktor risiko stroke dalam penelitian ini (usia, jenis kelamin, wilayah tinggal, perilaku merokok, aktivitas fisik). Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk studi di masa yang akan datang dalam menginvestigasi hubungan kedua penyakit ini lebih lanjut. Recent researches have shown evidence that asthma is a novel risk factor for stroke. However, the conclusion and mechanism of the relationship remain uncertain. One of the potential mechanisms that could explain this relationship is the association between asthma and risk factors of stroke, including demographic and behavioral factors. Results from Indonesia Basic Health Research that show similar trends of asthma and stroke prevalence from 2007 to 2018 in Indonesia further support the association present between asthma and stroke. Yet, to the best of our knowledge, there hasn't been any study with a large sample size in Indonesia to analyze this association. This study aims to investigate the relationship between asthma and stroke, as well as the interactions between asthma and each of demographic (age, sex, residential area) and behavioral (smoking, fibrous food consumption, physical activity, alcohol consumption) factors in the said relationship between both diseases on adults aged 15 years and older in 2018. This study uses a cross-sectional design and utilizes data from Indonesia Basic Health Research 2018. The population is restricted to adults in Indonesia aged 15 years onwards who are not pregnant and don't have any of the conditions: hypertension, diabetes mellitus, heart disease, high BMI, high abdominal circumference, and dyslipidemia. Results show that there is a significant (p<0.05) crude association between asthma and stroke with POR of 1.627 (95%CI: 1.120 – 2.364). However, after controlling for age, no significant (p>0.05) association is found between both diseases (POR=1.419; 95%CI: 0.976 – 2.064). As for the interaction, there is no interaction (p test of homogeneity>0.05) found between asthma and any of the significant risk factors for stroke investigated in this study from either demographic (age, sex, residential area) or behavioral (smoking, physical activity) factors. This study can be used as a reference for future studies that will further investigate the relationship between asthma and stroke. |