ABSTRAK Latar belakang: Penelitian mengenai Disfungsi Seksual pada Wanita (DSW) masih jauhtertinggal dibandingkan pada pria, saat ini hipertensi diketahui mempengaruhi terjadinyadisfungsi seksual pada pria. Namun, bagaimana hipertensi mempengarhui kejadian DSWbelum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antarahipertensi esensial dengan kejadian DSW.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di KlinikIkhalas Medika Kota Serang, Banten pada bulan Agustus-September 2019. Seluruhperempuan yang berusia diatas 18 tahun, berpendidikan minimal SD, menikah,melakukan hubungan seksual dalam 4 minggu terakhir, tidak memiliki riwayat diabetes,kemoterapi, radiasi maupun operasi didaerah panggul selain section caesarediikutsertakan dalam penelitian. Fungsi seksual wanita diukur menggunakan FemaleSexual Function Index-Indonesia (FSFI-I), subjek dikategorikan memiliki DSW apabilanilai FSFI-I < 26.55. Analisa menggunakan modified Cox-regression digunakan untukmengetahui hubungan DSW dengan hipertensi esensial yang dinyatakan dalam RasioPrevalensi (PR) dan Interval Kepercayaan 95% (95%CI).Hasil: Sebanyak 442 wanita diikutsertakan dalam penelitian ini dengan respons ratepenelitian sebesar 86.3%. Sebanyak 91.67% wanita dengan hipertensi (121/132) dalampenelitian ini mengalami DSW dan sebanyak 72.9% (226/310) wanita tanpa hipertensimengalami DSW. Hipertensi diketahui meningkatkan kejadian DSW dengan nilai aPRsebesar 1.76 kali lipat (95%CI: 1.20-2.60).Kesimpulan: DSW merupakan masalah kesehatan yang umum dijumpai dan kejadiannyadiketahui meningkat pada wanita dengan hipertensi. Pengelolaan hipertensi denganpendekatan holistik perlu dilakukan termasuk didalamnya penilaian gangguan fungsiseksual pada wanita dengan hipertensi. ABSTRACT Introduction: Comapared to male, the study regarding Female Sexual Dysfunction(FSD) was far left behind. Recent study showed that high blood pressure is a major causeof male sexual dysfunction. However, how hypertension affects women sexual functionwas not completely understood. This study aims to investigate the relationship betweenhypertension and FSD.Methods: This is a cross-sectional study conducted in a private primary healthcareclinic, in Serang City, Banten Province Indonesia from August-September 2019. Allwomen aged 18 years or older, at least elementary school graduated, had sexual activitiesduring the last 4 weeks were recruited. Exclusion criteria were pregnant, had history ofdiabetes, or chemotherapy, radiation, or surgery in the pelvic region except for caesareansection. Patient sexual function was assessed by the Indonesian validated Female SexualFunction Index (FSFI-I). Patients were classified as having sexual dysfunction (SD) if thetotal FSFI-I score was < 26.55. Modified cox-regression performed to evaluate theassociation between hypertension and SD and to calculate the Prevalence Ratio (PR) forSD in HT women.Results: A total of 442 women were included in this study with a response rate of 86.3%.A total of 91.67% women with hypertension (121/132) in this study had FSD and a totalof 72.9% women without hypertension (226/310) had FSD. Hypertension increased theproportion of FSD with an aPR 1.76 (95% CI: 1.20-2.60).Conclusion: FSD is a common problem and the prevalence increase in women withhypertension. Holistic approach management in hypertension needs to be done includingthe assessment of sexual function in women with hypertension. |