Perubahan dramatis yang terjadi dalam kehidupan remaja menempatkan mereka sebagai populasi berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan. Kondisi ini diperburuk oleh berbagai faktor seperti paparan konten pornografi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan derajat keterpaparan konten pornografi dengan perilaku seksual berisiko pada siswa SMA di kabupaten Karawang. Desain penelitian ini berupa analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan melibatkan 394 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Karawang pada Juni 2020. Pengukuran terhadap riwayat paparan dan adiksi pornografi dilakukan dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Adiksi Pornografi, sedangkan perilaku seksual berisiko diukur menggunakan kuesioner Sexual Risk Survey (SRS) yang sudah dimodifikasi sesuai kondisi remaja di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama kali terpapar pornografi (p=0,013), materi pornografi yang diakses (p=0,041), dan alasan menonton pornografi (p=0,017), dengan perilaku seksual berisiko pada remaja. Semakin tinggi derajat adiksi pornografi maka semakin tinggi pula perilaku seksual berisiko pada remaja (p=0,000; r=0,241). Berdasarkan hasil temuan tersebut, diperlukan adanya upaya pencegahan dan intervensi terkait adiksi pornografi serta pengembangan berbagai rencana strategis dalam menangani masalah perilaku seksual berisiko pada remaja. The dramatic changes in the lives of teenagers have cemented their position as the population group with the highest risk of health problems. Several factors, such as the higher exposure to pornographic contents, worsened this condition. This research aims to identify the relationship between exposure to pornographic content with unsafe sexual activities performed by high school students in Karawang Regency. This study used a cross-sectional design and stratified random sampling technique to take 394 samples from senior high school students in Karawang Regency in June 2020. This study used The Early Detection of Pornographic Addiction Instrument for measuring the history of exposure and pornographic addiction, meanwhile risky sexual behavior was measured by the Sexual Risk Survey (SRS) questionnaire that modified according to the conditions of adolescents in Indonesia. The findings showed that the tendency of the higher risky sexual behavior among students is significantly related to the age of first exposure to pornographic contents (p=0,013), pornographic material accessed (p=0,041), and the reason for watching pornography (p=0,017). Furthermore, the higher level of pornographic addiction, the higher risky sexual behavior in students (p=0,000; r=0,241). Based on these findings, a preventive act and intervention are needed to develop the strategic plans to combat pornography addiction, which in turn overcome the unsafe sexual activities problem in teenagers. |