Kehamilan tidak diinginkan yang dialami oleh perempuan dapat berakhir pada upaya penghentian kehamilan berupa aborsi. Aborsi dianggap sebagai perilaku negatif yang bertentangan dengan norma masyarakat di Indonesia. Penelitian deskriptif ini melibatkan 427 perempuan dewasa berusia 20-49 tahun di Jakarta Pusat dengan menggunakan metode convenience. Data dikumpulkan menggunakan Stigmatizing Attitudes, Beliefs, and Action Scale (SABAS) yang telah diterjemahkan dan didistribusikan secara online. Penelitian menunjukan tingginya stigma perempuan terhadap aborsi yaitu 52 ± 12 (rentang 19-86; 95% CI 45,6-47,89) serta terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik suku, agama, status perkawinan, jumlah anak, dan pendidikan terakhir (p value 0,007; 0,001; 0,000; 0,000; 0,006 dengan p<0,05). Peru adanya edukasi dan sosialisasi yang lebih mendalam mengenai hak reproduksi perempuan dan peraturan yang berkaitan dengan hak reproduksi perempuan kepada perempuan dan masyarakat. Unwanted pregnancy experienced by women can lead to terminate the pregnancy, including abortion. Abortion is considered a negative behavior, which contradicts to the society norm in Indonesia. This descriptive study involved in 427 adult women aged 20-49 years in Central Jakarta using a convenience method. The data was collected with the translated Stigmatizing Attitudes, Beliefs, and Action Scale (SABAS), which was distributed online. The findings show the high stigma of women towards abortion 52 ± 12 (range 19–86; 95% CI 45.6–47.89) and there are significant differences in the characteristics of ethnicity, religion, marital status, number of children, and latest education (p value 0.007; 0.001; 0.000; 0.000; 0.006 with p <0.05). There needs to be more in-depth education and outreach regarding women's reproductive rights and regulations related to women's reproductive rights to women and the community. |