Dalam siklus perkembangan pembangunan, seiring dengan perkembangan teknologi, perlahan manusia mulai mencapai kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier sehingga kegiatan sektor ekonomi primer seperti pertanian akan ditinggalkan. Secara global, kegiatan ekonomi utama akan bergeser ke kegiatan seperti industri produksi dan jasa sebagai fokus dari kegiatan ekonomi sekunder dan tersier. Wilayah agropolitan Ciwidey, Jawa Barat, merupakan salah satu kawasan pengembangan kegiatan pertanian yang di dalamnya dikembangkan pula kegiatan wisata pertanian sebagai pendukung kegiatan pertanian tersebut. Sebagai wilayah agropolitan, wilayah ini memiliki kegiatan pertanian yang sudah berperan sebagai sentra produksi berbagai macam produk hortikultura sejak tahun 1979. Melihat kondisinya sebagai wilayah agropolitan dan pengembangan agrowisata di saat bersamaan, sangat menarik untuk melihat bagaimana kelompok tani pada wilayah tersebut terikat dengan lahan dan mampu mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui bagaimana kelompok tani memiliki pengaruh terhadap penggunaan lahan pertanian. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor internal kondisi kelompok tani dan faktor lingkungan yang mendorong perubahan lahan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan geografi institusi dan analisis keruangan yang dibantu dengan discourse analysis. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa perubahan lahan pertanian banyak dipengaruhi oleh aksesibilitas, penggunaan lahan sekitar, dan produktivitas jenis tanaman. kelompok tani memiliki pengaruh berupa penghambat perubahan penggunaan dan penjualan lahan pertanian. Semakin baik dan efektif sistem dan peraturan di dalam sebuah kelompok tani di suatu wilayah, kerentanan lahan pertanian di wilayah tersebut akan semakin rendah pula. Sehingga pola kerentanan lahan pertanian yang terbentuk mengikuti kondisi dan efektifitas kelompok tani pada wilayah lahan yang bersangkutan. In the cycle of human development, as technology advances, human will progress to the secondary and tertiary economic activities. Thus, primary economic activities like agriculture would slowly reduced in number and the majority would shift into another activites like industries, manufacturing, and services. The Ciwidey agropolitan is a region which currently being developed as an agriculutre-focused economy which also undergoes an agricultural tourism development as its complement. As an agropolitan, this region had long serving agricultural activity which serves as various horticulture production centre since 1979. Looking at its role as an agropolitan and its currently being developed agrotourism, its interesting to understand, how the farming group in the region, tightly related to the land and how it might affect the agricultural land use. The research aims to understand how farmer groups affect agricultural land uses. Factors that used in this research were Group’s internal conditions and environmental conditions which promote the agricultural land use change. This research use a qualitative descriptive method with institutional geography approach, and an analysis which aided by spatial and discourse analysis. It was found that the agricultural land use change affected by accessibility, land use around the farming lot, and the crops productivity. Farming group had a tendency to produce a resistance activities against land use change. As more effective systems and rules implemented in a farming group, its agricultural land vulnerability would also be lower. Thus, the agricultural land vulnerability pattern follows the condition and effectivity of related area’s farmer group. |