Negara Indonesia mengatur megenai hukum persaingan usaha dalam UU No. 5 Tahun 1999, yang dalamnya terdapat peraturan mengenai kegiatan monopsoni. Dalam perkara PT ASTIL bersama Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., melawan KPPU, hakim di dalam amar putusannya menyatakan bahwa PT ASTIL bersama Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., tidak terbukti melakukan kegiatan monopsoni. Dengan putusan ini, membatalkan putusan Komisi yang menyatakan bahwa PT ASTIL bersama Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., terbukti melakukan kegiatan monopsoni dan dikenakan hukuman denda sebesar Rp.3.200.000.000,00 (tiga milyar dua ratus juta rupiah). Skripsi ini membahas 2 (dua) pokok permasalahan, yaitu apakah putusan No. 106 K/Pdt.Sus-KPPU/2018 telah memenuhi unsur monopsoni dalam UU No. 5 Tahun 1999 dan bagaimanakah akibat hukum Putusan No. 106 K/Pdt.Sus-KPPU/2018 terhadap PT ASTIL dan Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis-normatif, yang menekankan pada penggunaan norma hukum secara tertulis. Kesimpulan yang didapat adalah: 1) PT ASTIL bersama Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., tidak memenuhi syarat melakukan kegiatan monopsoni; 2) putusan No. 106 K/Pdt.Sus-KPPU/2018 tidak memiliki akibat hukum terhadap PT ASTIL dan Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si. Saran yang diberikan adalah agar KPPU lebih memaksimalkan dalam melakukan penyelidikan atau pemeriksaan perkara persaingan usaha dan kepada pemerintah untuk menetapkan Harga Patokan Petani (HPP) terhadap pasar rumput laut.
Indonesia regulates competition law in Law No. 5 of 1999, in which there are regulations regarding monopsony activities. In the case of PT ASTIL with Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., against KPPU, the Judge in his ruling stated that PT ASTIL together with Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., was not proven guilty for monopsony activities. With this court ruling, canceled the Commissions ruling which states that PT ASTIL together with Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., was proven guilty for monopsony activities and was fined Rp.3.200.000.000,00 (three billion two hundred million rupiah). This thesis discusses 2 (two) main issues, which are: 1) whether the court ruling No. 106 K / Pdt.Sus-KPPU / 2018 have fulfilled the monopsony element in Law No. 5 of 1999; 2) how is the legal consequences of court ruling No. 106 K / Pdt.Sus-KPPU / 2018 against PT ASTIL and Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si. The research method used in writing this thesis is juridical-normative, which emphasizes the use of legal norms in writing. The conclusions obtained are: 1) PT ASTIL together with Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si., is not proven guilty for monopsony activities; 2) court ruling No. 106 K / Pdt.Sus-KPPU / 2018 has no legal consequences against PT ASTIL and Ir. M. Maxon M. Pekuwali M.Si.,. The advice given is for KPPU to maximize in conducting investigations or examining competition cases and for the government to set farmers benchmark price for selling seaweed. |