Partisipasi siswa pada proses pembelajaran Pemrograman Dasar kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Cerme, Kabupaten Gresik sangat kurang. Hal ini karena mereka merasa kesulitan dalam memahami bahasa pemrograman yang belum pernah mereka dapatkan pada pendidikan sebelumnya. Dari hasil pre test yang dilakukan, tidak ada seorang siswa pun yang menguasai secara tuntas. Alasan lain dari kesulitan mereka adalah bahwa metode pembelajaran yang dilakukan selama ini adalah dengan metode ceramah, bukan berpusat pada siswa. Hasil akhir dari mata pelajaran ini adalah bahwa siswa dapat menghasilkan sebuah proyek berupa program. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Project Based Learning. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Satu siklus berisi tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; dan (3) pengamatan dan refleksi. Menurut hasil wawancara, observasi siswa, dan refleksi siswa, ditemukan bahwa akar masalahnya adalah proses pembelajaran yang hanya menggunakan ceramah. Ada tindakan dalam upaya pemecahan masalah yaitu: (1) peningkatan partisipasi siswa dengan menghubungkan langsung materi pembelajaran dengan kehidupan nyata; dan (2) peningkatan hasil belajar siswa dengan pemahaman melalui praktik. Melalui penerapan model Project Based Learning, pembelajaran dapat berlangsung kondusif. Siswa menunjukkan respons positif dan hasil belajarnya meningkat. Berdasarkan analisis data selama siklus I, kemampuan siswa dalam memahami algoritma dan pemrograman adalah 19,3% tuntas; 32,2% cukup; dan 48,4% belum tuntas. Oleh karena itu, dilakukan refleksi untuk menuju ke siklus II, di mana pada siklus II ini didapatkan hasil belajar siswa sebesar 51,6% tuntas; 48,4% cukup; dan 0% belum tuntas. Pembelajaran melalui model Project Based Learning ini sangat membantu peningkatan partisipasi belajar siswa, yang kemudian meningkatkan hasil belajar mereka. |