Penurunan Permukaan Tanah di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta = Land Subsidence In Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta
Farhan Makarim Zein;
Rokhmatulloh, examiner; Iqbal Putut Ash Shidiq, supervisor; Supriatna, examiner; Ratna Saraswati, examiner
(Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021)
|
Yogyakarta merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat tiaptahunnya. Hal ini membuat kebutuhan akan lahan permukiman dan air tanah meningkat.Alih guna lahan menjadi permukiman atau gedung membuat beban tanah meningkatserta menurunkan area resapan air. Penggunaan air tanah yang meningkat membuatKota Yogyakarta mengalami penurunan muka air tanah hingga 50 cm per tahun.Bertambahnya beban tanah dan menurunnya muka air tanah merupakan implikasiterjadinya penurunan permukaan tanah. Teknik Interferometric Synthetic ApertureRadar (InSAR) dan Small Baseline Subset (SBAS) digunakan pada citra satelit radarSentinel-1 untuk menunjukkan lokasi dan pola penurunan permukaan tanah yangterjadi. Perubahan muka air tanah, perubahan penggunaan tanah, serta kepadatanbangunan juga digunakan untuk mengetahui pola dan faktor penyebab penurunanpermukaan tanah yang terjadi. Hasil dari penelitian ini adalah data LiCSAR yang telahdiolah dapat menggambarkan adanya dinamika perubahan ketinggian permukaan tanah(PKPT). Penurunan permukaan tanah (PPT) terjadi pada beberapa sumur yangmengalami penurunan tren muka air tanah dan wilayah penurunan permukaan tanah(PPT) berada pada penggunaan tanah jenis permukiman, hutan lahan kering, dan sawah.Hasil analisis statistik dan deskriptif menunjukkan tidak ada hubungan antara perubahanketinggian permukaan tanah (PKPT) dengan perubahan muka air tanah, kepadatanbangunan, dan perubahan penggunaan tanah Yogyakarta is a city with population growth that increases every year. This causes theneed for residential land and groundwater to increase. The conversion of land to asettlement or building causes the land load to increase and reduces the water catchmentarea. The increasing use of groundwater has made the city of Yogyakarta experience adrop in groundwater level of up to 50 cm per year. Increasing soil load and decreasinggroundwater level are implications of land subsidence. Interferometric SyntheticAperture Radar (InSAR) and Small Baseline Subset (SBAS) techniques are used onSentinel-1 radar satellite images to show the location and pattern of subsidence that hasoccurred. Changes in groundwater level, changes in land use, and density of buildingsare also used to determine patterns and factors that cause subsidence to occur. Theresult of this research is that the processed LiCSAR data can describe the dynamics ofchanges in ground level. Land subsidence occurred in several wells that experienced adecrease in the trend of groundwater levels and the area of land subsidence was in landuse types for settlements, dry land forests, and rice fields. The results of statistical anddescriptive analysis show that there is no relationship between changes in ground levelwith changes in groundwater level, building density, and changes in land use |
S-Farhan Makarim Zein.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xvii, 82 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | 14-22-27822577 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20513537 |