Seni, baik ide maupun praktik, telah berkembang sendiri untuk mengakomodasi berbagai fungsi komunikasi yang salah satunya adalah pemberdayaan budaya. Tidak ada budaya di muka bumi ini tanpa adanya komunikasi di antara anggota masyarakat pendukung atau pembentuk kebudayaan. Demikian juga tidak ada komunikasi yang lepas dari ikatan atau interaksi sosial antar anggota masyarakat pendukung suatu budaya setempat. Makalah ini bertujuan untuk menafsirkan seni sebagai media komunikasi masyarakat lokal di Pemenang. Lombok Utara yang diinisiasi oleh komunitas seni nirlaba bernama Pasir Putih yang berlokasi di Lombok Utara untuk memberdayakan nilai-nilai serta kebudayaan mereka, terutama ketika isu pariwisata menjadi dominan dalam konteks wilayah lokal mereka. Menggunakan strategi studi kasus deskriptif analitis yang disajikan berdasarkan data kualitatif yang diperoleh, studi ini akan menganalisis bagaimana Pasir Putih dan warga Pemenang, Lombok Utara memanfaatkan seni sebagai media komunikasi untuk pemberdayaan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi melalui seni dapat mensintesis informasi masalah keberdayaan budaya yang kompleks. Studi ini akan berfokus pada analisis pemberdayaan secara tahap individu, organisasi, dan komunitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan seni di Pemenang, Lombok Utara memiliki tingkat partisipasi berbeda dalam tahap pemberdayaan secara individual (pertunjukan seni solo), organisasi (kompetisi bola dan pertunjukan seni gabungan), dan komunitas (pesta rakyat) namun tetap menuju tujuan pemberdayaan budaya lokal Lombok Utara. Arts, both ideas and practices, have developed themselves to accommodate various communication functions, one of which is cultural empowerment. There is no culture on this earth without communication between members of the community that support or form the culture. Likewise, there is no communication apart from social ties or interactions between community members who support a local culture. This paper aims to interpret art as a medium of communication for local communities in Pemenang. North Lombok, which was initiated by a non-profit arts community called Pasir Putih, located in North Lombok, to empower their values and culture, especially when tourism issues become dominant in their local context. Using a descriptive analytical case study strategy that is presented based on the qualitative data obtained, this study will analyze how Pasir Putih and the residents of Pemenang, North Lombok use art as a communication medium for cultural empowerment. The results showed that the communication approach through art can synthesize information on complex cultural empowerment issues. This study will focus on the analysis of empowerment at the individual, organizational, and community stages. The results of the analysis show that art activities in Pemenang, North Lombok have different levels of participation in the empowerment stages of individuals (solo art performances), organizations (football competitions and joint art performances), and communities (folk’s festival) but still towards the goal of empowering North Lombok local culture. |