Gemuruh di dasar laut yang tenang: pertemuan nelayan Pangkahkulon dengan perusahaan migas melalui Corporate Social Responsibility (CSR) = Rumble under a calming sea: mining encounters between fishermen of Pangkahkulon and oil and gas corporation through corporate social responsibility (CSR)
Annisa Alifindira;
Iman Fachruliansyah, supervisor; Imam Ardhianto, examiner; Prihandoko Sanjatmiko, examiner
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020)
|
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat, yang mulanya dicetuskan karena kecaman publik terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan kerusakan lingkungan di tempat perusahaan beroperasi. Namun, tidak jarang CSR hanya digunakan sebagai citra perusahaan dan tidak benar-benar menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Tidak adanya hukum yang jelas mengenai CSR juga menyebabkan praktik CSR yang berbeda-beda. Melalui praktik CSR yang berbeda dapat dilihat cara-cara masyarakat penerima bantuan mengkontekstualisasikannya secara lokal, Penelitian ini dilakukan di Pangkahkulon, Gresik, Jawa Timur. Di Pangkahkulon terdapat perusahaan minyak gas negara yang beroperasi dan melakukan ko-habitasi dengan nelayan setempat. Nelayan-nelayan tersebut banyak menjalankan strategi dan negosiasi kepentingannya dengan perusahaan, menjadi aktor-aktor penerima bantuan yang aktif. Melalui mining encounters, friksi antara dua pihak tersebut dapat ditelaah secara lebih nuanced dan kompleks. Relasi yang heterogen dan dinamika kepentingan yang bekerja juga dapat dilihat melalui praktik-praktik assemblages. Corporate Social Responsibility (CSR) is an act of responsibility from a company towards the people who lived in the area where the company operates. CSR initially founded due to public’s outrage regarding cases of human rights’ violations and environmental degradations from the company. However, these days companies used CSR for maintaining public image without addressing the real societal. Few laws with detailed regulations also caused different practices for CSR. Through these differing practices, we can see how the receiving community locally contextualizing CSR. This research was conducted at Pangkahkulon, Gresik, Jawa Timur where stated-owned gas and oil company operates and cohabit with the local fishermen. These fishermen were strategizing and negotiating their purposes and agendas with the company, becoming active receivers of CSR. Through mining encounters, friction between parties can be traced in a more complex and nuanced ways by following actors in negotiating their desires. These heterogeneous and dynamic relations will be analysed through practices of assemblages. |
S-Annisa Alifindira.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 90 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-pdf | 14-22-42769999 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20513871 |