Tata kelola listrik dan pertumbuhan ekonomi: studi kasus negara APEC = Electricity sector reform and economic growth: a case study of APEC countries
Arrifa Vassily Kusumo;
Uswatun Hasanah, supervisor; Dewi Ratna Sjari M., examiner; Widyono Soetjipto, examiner
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020)
|
Listrik merupakan salah satu sektor vital dalam kehidupan manusia. Listrik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketidaksetaraan, dan meningkatkan kesejahteraan dan dipercaya dapat mendorong produksi dan sistem irigasi. Diperkirakan tingkat permintaan listrik akan meningkat pesat pada 2040 dibandingkan periode ini dan menjadikan tata kelola listrik akan sangat mepengaruhi perekonomian di masa depan. Pemilihan 8 negara dalam APEC didasari oleh faktor besarnya pengaruh negara APEC secara keseluruhan pada perekonomian khususnya energi di dunia selain itu juga terdapat kedekatan secara geografis dan terbagi menjadi negara maju dan berkembang. Liberalisasi tata kelola listrik diharapkan dapat membantu sebuah negara agar dapat lebih efisien dalam memanfaatkan anggaran belanja (International Energy Agency, 1999). Penelitian ini memiliki variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi dengan indikator GDP PPP dan variabel bebas yaitu Konsumsi Listrik, Capital Stock, Total Pekerja, Dummy Tata Kelola Single Buyer dan Dummy tata kelola Persaingan Bebas. Dalam penelitian ini ditemukan dampak dari pergantian tata kelola terhadap pertumbuhan ekonomi baik pada tata kelola single buyer maupun pada persaingan bebas dengan kontribusi 8,7% dan 9%. Dampak keduanya terlihat pada visualisasi data masingmasing negara dan kemungkinan efek positif dalam jangka panjang yang dapat ditimulkan dari perubahan tata kelola. Dampak dari konsumsi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perrtumbuhan ekonomi 0,082% karena penelitian bersifat jangka panjang. Electricity is one of the vital sector in human life. It can drive economic growth, reduce inequality, improve human welfare and boost production or irrigation systems. It is estimated that the level of electricity demand will increase rapidly in 2040 compared to this period and electricity governance will greatly affect the economy in the future. The selection of 8 APEC countries, was based on the influence factor of the APEC countries as a whole on the economy, especially as energy sector in the world. Besides that, there was also geographical proximity and these countries are divided into developed and developing countries. Liberalization of electricity governance is expected to help a country to be more efficient in utilizing the budget (International Energy Agency, 1999). This study has a dependent variable of Economic Growth with GDP PPP indicators and independent variables namely Electricity Consumption, Capital Stock, Total Workers, Single Buyer Governance and Free Competition Governance as Dummy Variables.In this study, it was found that there was an impact of the change in governance on economic growth both on single buyer governance and on free competition with a contribution of 8.7% and 9%. The impact of both are seen in the data visualization of individual countries and the possible long-term positive effects that changes the governance.The impact of electricity consumption on economic growth affects the economic growth by 0.082% due to the long-term research. |
S-Arrifa Vassily Kusumo.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 86 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-pdf | 14-22-13573854 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20514057 |