:: UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Analisis Sefalometri dan Risiko Terjadinya Obstructive Sleep Apnea pada Pasien Celah Bibir dan Langit-Langit Pasca Labioplasti dan Palatoplasti di RSAB Harapan Kita = Cephalometric Analysis and Obstructive Sleep Apnea Risk in Post Labioplasty and Palatoplasty Cleft Lip and Palate Patient in Harapan Kita Hospital.

Astri Hapsari; Iwan Tofani, supervisor; Syafrudin Hak, supervisor; Lilies Dwi Sulistyani, examiner; Benny S. Latief, examiner; Vera Julia, examiner; Cahya Yustisia Hasan, examiner (Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020)

 Abstrak

Latar belakang: Pasien celah bibir dan langit-langit (CLP) memiliki karakteristik ukuran maksila dan mandibula yang lebih kecil, posisi maksila dan mandibula yang retrognati, dimensi faring yang lebih kecil, dan posisi tulang hyoid yang lebih inferior. Gangguan pada struktur wajah dan jalan napas ini meningkatkan risiko gangguan napas saat tidur terutama Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA merupakan gangguan tidur berupa episode berulang sumbatan jalan napas baik parsial dan total. OSA pada anak berakibat gangguan perkembangan, gangguan kognitif, kelelahan di siang hari, gangguan perilaku, dan komplikasi kardiovaskular. Walaupun memiliki banyak dampak negatif, OSA pada anak-anak terutama pada pasien CLP kurang menjadi perhatian.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan struktur wajah dan jalan napas secara sefalometri terhadap risiko terjadinya OSA pada pasien CLP.
Metode: Sefalometri lateral dari 18 pasien celah bibir dan langit-langit pasca labioplasti dan palatoplasti baik unilateral maupun bilateral dengan usia 6 sampai 8 tahun di poli CLP RSAB Harapan Kita di-tracing. Orang tua atau wali pasien mengisi kuesioner uji tapis OSA Brouillette dan Pediatric Sleep Questionnaire. Hasil tracing dan kuesioner dilakukan uji korelasi Spearman dan Kendall.
Hasil: Pasien CLP memiliki dimensi faring yang lebih kecil, maksilomandibular retrognati, ukuran maksila dan mandibular yang pendek, posisi hyoid yang lebih anterior dan adenoid yang besar. Dari kuesioner Brouillette tidak didapatkan risiko OSA pada pasien CLP. Satu pasien CLP memiliki risiko tinggi OSA dari hasil kuesioner PSQ. Semua variabel sefalometri tidak memiliki korelasi bermakna dengan risiko OSA (p>0,05).
Kesimpulan: Penelitian ini tidak mendapatkan adanya korelasi antara variabel-variabel sefalometri dengan risiko OSA walaupun hasil analisis sefalometri mendukung terjadinya OSA.

Background: Cleft lip and palate (CLP) patients have characteristic of smaller maxilla and mandible, bimaxillary retruded, smaller pharyngeal dimension, and inferiorly position hyoid. Facial structural and airway abnormalities increase sleep-disordered breathing especially obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA is a sleep disturbance characterized by repeated episodes of total or partial upper airway obstruction. OSA in children results in developmental disorders, cognitive impairments, daytime fatigue, behavioral disorders, and cardiovascular complications. Although it has many detrimental effects, OSA in children especially in CLP patients is underrecognized.
Objective: This study aims to determine the relationship between cephalometric facial and airway structures and the risk of OSA in CLP patients.
Methods: Lateral cephalometry of 18 patients with cleft lip and palate which had undergone labioplasty and palatoplasty according to treatment protocol, both unilateral and bilateral, aged 6 to 8 years in cleft lip and palate clinic, Harapan Kita Hospital were traced. Patient’s parent were asked to fill out Brouillette's questionnaire and the Pediatric Sleep Questionnaire. Spearman and Kendall correlation test were used to asses the colleration cephalometric analysis and questionnaires’ result.
Results: CLP patients have smaller pharyngeal dimensions, bimaxillary retruded, shortened maxillary and mandibular length, anteriorly positioned hyoid and relatively large adenoids. Brouillette failed to demonstrate OSA risk in CLP patients. One CLP patient has a high risk of OSA from the results of the PSQ questionnaire. All cephalometric variables did not have a significant correlation with OSA risk (p> 0.05).
Conclusion: This study did not show any correlation between cephalometric variables and OSA risk, although the results of cephalometric analysis supported the occurrence of OSA.

 File Digital: 1

Shelf
 SP-Astri Hapsari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : SP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xv, 70 pages : illustration ; appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
SP-pdf 15-22-57644668 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20514116