Potensi Ancaman Hybrid Warfare di Indonesia Studi Kasus Papua di Media Sosial = Potential Threats of Hybrid Warfare in Indonesia Case Study Papua on Media Social
Mauritius Donie Sukma Wibowo;
Broto Wardoyo, supervisor; Wawan Hari Purwanto, supervisor; Eko Daryanto, supervisor
(Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021)
|
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi ancaman hybrid warfaredi Indonesia melalui studi kasus Papua di Media Sosial. Penulis menggunakanteori hybrid warfare,teori hate speech, teori propaganda, teori media sosial danteori disinformasi. Penulis menggunakan metode kualitatif dan studi kasus sebagaimembantu menjelaskan fenomena propaganda dan disinformasi pada kasusgerakan pembebasan Papua. Penulis berusaha menganalisa potensi ancamanhybrid warfare yang dilakukan oleh oknum pembebasan Papua melalui mediasosial. Perkembangan media sosial di Indonesia dan dunia internasional sangatpesat dengan dipengaruhi oleh internet. Media sosial pada saat ini dapatmempengaruhi penyebaran dan model propaganda serta disinformasi yangdigunakan sebagai instrumen hybrid warfare. Propaganda dan disinformasi yangdigunakan sebagai upaya Organisasi Papua Merdeka (OPM) melalui media sosial.Perubahan interaksi dan penggunaan disinformasi dan hate speech pada mediasosial menunjukkan bahwa OPM melakukan penggalangan untuk merubahpersepsi masyarakat Indonesia maupun internasional. Propaganda dandisinformasi mengenai kasus Papua semakin meningkat dan menggunakanalogaritma dari media sosial untuk mencapai tujuan mereka. Penulis menemukanbeberapa bukti bahwa media massa dan media sosial organisasi tersebutmedapatkan dukungan dari berbagai kalangan. Dukungan tersebut dapatmenigkatkan potensi ancaman terhadap keamanan nasional Indonesia This study aims to analyze the potential threat of hybrid warfare inIndonesia through a Papua case study on social media. The author uses hybridwarfare theory, hate speech theory, propaganda theory, social media theory anddisinformation theory. The author uses qualitative methods and case studies tohelp explain the phenomenon of propaganda and disinformation in the case of thePapuan liberation movement. The author tries to analyze the potential threat ofhybrid warfare carried out by elements of Papuan liberation through social media.The development of social media in Indonesia and internationally is very fast,influenced by the internet. Social media at this time can influenced the spread andmodel of propaganda and disinformation used as a hybrid warfare instrument.Propaganda and disinformation used as an effort by the Free Papua Movement(OPM) through social media. Changes in interaction and the use of disinformationand hate speech on social media showed that OPM is mobilizing to changeperceptions of the Indonesian and international community. Propaganda anddisinformation regarding the Papua case is increasing and using algorithms fromsocial media to achieve their goals. The author found some evidence that the massmedia and social media of these organizations received support from variouscircles. This support can increase the potential threat to Indonesia's nationalsecurity |
![]()
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource (rdacarries) |
Deskripsi Fisik : | xii, 102 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-22-13054126 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20514354 |