Penelitian ini membahas bagaimana strategi Pemerintah Kota Solok dalammenyalurkan dana bantuan sosial (bansos) Covid-19. Pandemi Covid-19 yang menimpaseluruh dunia membuat manusia harus beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang baru.Hal ini juga dialami oleh Indonesia. Dalam menghadapi pandemi, Indonesia mengeluarkanbeberapa kebijakan, salah satunya adalah pembagian dana bansos kepada pihak-pihak yangpaling terdampak dengan adanya pandemi. Namun, salah satu hambatan dari pembagian danaini adalah efektivitas dari alokasi dana bansos yang sering tidak tepat sasaran. Akan tetapi diKota Solok, ada sistem yang membuat sosialisasi kebijakan bansos dan penyaluran danabansos menjadi berjalan semestinya. Sistem itu adalah pemberian ruang diskusi antarapejabat Dinas Sosial Kota Solok dan Kelurahan dengan RT dan RW di seluruh Kota Solokbernama Focus Group Discussion (FGD) dan Musyawarah Kelurahan (Muskel). Penelitianini melihat ada korelasi yang positif antara efektivitas alokasi dana bansos dengan keberadaanFGD & Muskel lewat pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). DalamDTKS inilah Pemkot Solok bisa memeriksa kesesuaian data keluarga yang menjadi penerimabansos dengan alokasi dananya. Dari penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa peran RTsebagai unit terdekat dengan warga Solok sangatlah penting dalam pemutakhiran DTKS.DTKS yang mutakhir dapat disampaikan di Muskel dan FGD yang nantinya data ini akanmenjadi masukan yang positif bagi Dinsos Kota Solok dalam mengalokasikan bansos. Makadari itu, dapat dikatakan bahwa FGD dan Muskel merupakan strategi Pemkot Solok dalammenyalurkan dana bantuan sosial. Menggunakan pendekatan kualitatif lewat wawancaradengan aktor terkait dapat pula disimpulkan kalau keterlibatan RT & RW masuk dalam jenispartisipasi dalam konteks politik sekaligus membuktikan tesis Robert Dahl mengenaicommunity power dimana dalam lanskap politik di perkotaan, komunitas-komunitas jugamemiliki daya tawar untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan kebijakan. This research discusses about the strategy of The Government of Solok City in allocatingtheir Covid-19 Social Fund. Covid-19 Pandemic that spreads worldwide has forced humanbeings to adapt with the new surroundings. This is also the case in Indonesia. In order tocombat this pandemic, Indonesia has implemented several policies, including allocatingsocial funds to those who are affected by the pandemic. Apparently, one of the obstacles thatoccurs in this method is the effectiveness which usually misses the supposed target.However,in the case of Solok City, there is a system that makes Social Funds socialization andallocation are functioning properly. This system is in a form of allocation of discussion spacefor Solok Social Service Department and Heads of Subdistrict with RT and RW in the entireSolok City which are called Focus Group Discussion (FGD and Subdistrict Forum (Muskel).This research sees that there is positive correlation among the effectiveness of social fundsallocation with the existence of FGD and Muskel in updating the Integrated Data of SocialWelfare (DTKS). In the DTKS The Government of Solok City can double check thecompatibility of bansos receiver data with its respective allocation. From this research, it canbe concluded that the role of RT as the closest unit with Solok citizens is very crucial forDTKS updating process.The updated DTKS can be delivered to Muskel and FGD from whichwill be a positive insight for Solok City Dinsos in terms of social funds allocation. In otherwords, FGD and Muskel are strategies implemented by Solok City Government dineffectively allocating social funds. Using qualitative approach through numerous interviewswith related stakeholders it can also be confirmed that the involvement of RT & RW can becategorized as a kind of political participation and at the same time proves Robert Dahl’sthesis about community power where in the city political landscape, communities also gottheir bargaining power to be involved with policy-making process |