Penyakit autoimun berisiko mengalami komplikasi yang berujung pada sakit kritis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Tata laksana nutrisi dapat membantu mencegah malnutrisi, meningkatkan status nutrisi, dan memperbaiki status metabolik, sehingga dapat memperbaiki luaran klinis, mempersingkat fase sakit kritis, dan lama rawat rumah sakit (RS). Pasien dalam serial kasus ini mengalami komplikasi penyakit autoimun yang menyebabkan pasien mengalami sakit kritis, danmembutuhkan perawatan intensif. Keempat pasien adalah perempuan, dengan rentang usia 19−37 tahun, dengan status gizi obes 1 pada dua pasien, dan malnutrisi berat pada pasien lainnya. Dua dari empat pasien mendapatkan tata laksana nutrisi sejak awal fase sakit kritis, sedangkan sisanya setelah lebih dari tujuh hari perawatan intensif. Terapi medik gizi diberikan selama berada di ruang perawatan intensif, meliputi pemenuhanenergi, makronutrien, dan mikronutrien, sesuai kondisi klinis dan toleransi pasien. Asupan energi pada keempat pasien saat perawatan intensif mencapai 25−47 kkal/kg BB/hari, dengan asupan protein tertinggi sebesar 1,4−2,7 g/kg BB/hari. Durasi pemakaian ventilator mekanik, hari perawatan intensif dan RS terpanjang, terdapat pada pasien yang mengalami malnutrisi berat. Tiga dari empat pasien dengan toleransi asupan yang baik mengalami perbaikan luaran klinis, peningkatan kapasitas fungsional,dan diizinkan untuk rawat jalan. Satu pasien pulang atas permintaan sendiri sebelum perbaikan kondisi klinis. Tingkat keparahan penyakit, komplikasi, dan status gizi pada pasien autoimun yang mengalami sakit kritis, mempengaruhi luaran klinis. Tata laksana nutrisi dapat meningkatkan status gizi, sehingga membantu memperbaiki kondisi klinis, menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien Autoimmune diseases pose risks for complications, leading to critical illnesses, thus increase the morbidity and mortality rate. Nutritional management can prevent malnutrition, improve metabolic and nutritional status, thereby, improve clinical outcomes, shorten critical illness phase, and reduce hospital length of stay. In these case series, all patients had autoimmune diseases with complications, leading to critically ill conditions that required intensive care. All patients were women, aged of 19−37 years. There were two patients with obesity and others with severe malnutrition. Two patients received nutritional management starting from the acute phase, while the rest were at the late period. Medical nutrition therapy was given while in the intensive care unit (ICU), including the energy fulfillment, macro- and micro-nutrients, according to the clinical condition and patient’s tolerance. The energy intake of patients during the critical ilness was 25−47 kcal/kg BW/day, with the protein intake was 1.4−2.7 g/kg BW/day. The longest duration of mechanical ventilator use, length of ICU and hospital stay, were found in patients who were severely malnourished. Three patients with good nutritional intake, had better improvement in clinical conditions, complications, and functional capacity. They were allowed to be discharged and followed up at outpatient unit, while one patient returned home on her own request, before required improvement of clinical conditions. Severity of the diseases, complications, and the nutritional status of autoimmune patients with critical illnesses affected overall clinical outcomes. Medical nutrition therapy can improve metabolic and nutritional status, thereby improve clinical conditions, reduce morbidity and mortality of the patient |