Kritik putinisme dalam video klip pussy riot "chaika" = Criticism against putinism in "chaika" music video by pussy riot
Realita Prihandini;
Ahmad Fahrurodji, supervisor; Mina Elfira, examiner; Zeffry Alkatiri, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021)
|
Video klip musik bukan lah hal yang asing untuk dijadikan media kritik atau media protes. Melalui video klip suatu musisi dapat menyampaikan opini, perspektif dan kritik terhadap suatu instansi atau pun organisasi. Menggunakan video klip musik, kritik dan protes dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh konsumen musisi itu sendiri. Oleh Karena itu, pada era globalisasi seperti dewasa ini video klip musik adalah salah satu cara yang paling mudah untuk menarik perhatian masyarakat terlebih para penikmat musik. Selain dapat menarik perhatian dari penikmat musik, musisi tersebut juga dapat mendapatkan simpatisan yang akan mendukung kritik sang musisi agar kritik dan protes tersebut dapat disuarakan lebih luas lagi. Dalam penerapannya, mayoritas kritik yang diangkat oleh musisi seperti Pussy Riot dalam video klip musiknya adalah konflik hubungan pemerintah dengan rakyatnya.Video klip Pussy Riot yang berjudul “Chaika” dirilis pada tahun 2016 adalah salah satu video klip yang mengkritik seorang jaksa Rusia bernama Yury Chaika dan pemerintahan Vladimir Putin. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis oleh Fairclough dan juga didukung oleh teori Counter-Hegemony dari Antonio Gramsci dan teori Putinisme. Hasil penelitian adalah kritik dan protes yang dilakukan Pussy Riot melalui representasi dalam video klip “Chaika”. Music Video is not a foreign platform to critic or to protest. A musician can express their relevant opinion or protest against an instantion or an organization through a music video. Criticism and protest can be accepted and can be understood easier by the consumers with music video as the platform. Particularly in this era of globalization music video is one of the easiest way for musicians to draw attention from the music lovers. Other than drawing attention from the music lovers, a musician can also gain more supporters who support the musician so that the criticism and protest of the musician can be heard even more. In it’s application, majority of the criticism which is voiced by musicians such as Pussy Riot, is the conflict between the Government and the citizens. Music video titled “Chaika” produced by Pussy Riot in the year 2016 is a music video that is used by the Pussy Riot to critic a Russian Prosecutor named Yury Chaika and the President Putin’s reign. The music video This research uses the method of Critical Discourse Analysis by Fairclough. Moreover this research also use the theory of Counter-Hegemony by Antonio Gramsci and Putinism theory to support the writing. The result of this research elaborates how Pussy Riot uses Music Video of “Chaika” as a platform to express Counter-Hegemony against the Putin’s reign through “Chaika” music video visual and lyrics. |
MK-Realita Prihandini.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | MK-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | v, 27 pages : illustration. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-pdf | 11-22-10233937 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20515362 |