Latar Belakang: Berdasarkan laporan Riskesdas (2018), terdapat sekitar 77 juta perokokberusia diatas 15 tahun di Indonesia. Banyaknya masyarakat yang mulai merokok padasaat remaja dan peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia menjadikan remajasebagai target untuk pencegahan dan intervensi kebiasaan merokok. Pengetahuan dankesadaran mengenai bahaya merokok serta motivasi berhenti merokok diketahui mejadifaktor dalam mencegah kebiasaan merokok dan memprediksi peluang seseorang berhentimerokok. Tujuan: Untuk mengetahui kesadaran dan tingkat pengetahuan tentang bahayamerokok pada rongga mulut serta motivasi berhenti merokok pada siswa SMA di Jakartabeserta variabel yang berkontribusi terhadapnya. Metode penelitian: Studi analisiscross-sectional pada 552 siswa SMA di Jakarta. Kesadaran dan tingkat pengetahuandiukur menggunakan kuesioner penelitian AlAbdullah, dkk (2019). Kuesioner penelitianJoly, dkk (2017) digunakan untuk mengukur tingkat motivasi berhenti merokok. Keduakuesioner selanjutnya melalui proses adaptasi lintas budaya, uji validitas, dan ujireliabilitas terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengambilan data dilakukan melalui duatahap yaitu total sampling di SMAN 77 Jakarta Pusat pada tahap pertama danconvenience sampling pada tahap kedua. Hasil: Mayoritas siswa (n = 493, 89,3%) telahsadar akan bahaya merokok pada rongga mulut. Terdapat 324 (65,72%) siswa dari siswayang sadar masih memiliki tingkat masih memiliki tingkat pengetahuan yang rendah,yaitu hanya dapat mengetahui paling banyak empat dari sepuluh efek spesifik merokokterhadap rongga mulut. Efek spesifik merokok terhadap rongga mulut yang paling banyakdiketahui oleh siswa adalah bau mulut dan yang paling sedikit siswa ketahui adalah nyeri saat mengunyah. Terdapat hubungan bermakna antara beberapa karakteristik sosiodemografiterhadap kesadaran dan pengetahuan siswa. Siswa perempuan, memiliki niatberhenti merokok dan belum lama merokok memiliki kesadaran lebih baik. Siswa yangtidak pernah merokok memiliki kesadaran dan tingkat pengetahuan lebih baik. Selain itu,motivasi berhenti merokok masih rendah pada 22 (43,1%) dari 51 siswa yang pernahmerokok. Terdapat korelasi linear antara skor motivasi berhenti merokok terhadap rataratanilai rapor, status berhenti merokok, lama merokok, dan niat berhenti merokok. Semakin tinggi nilai rapor, semakin lama siswa telah berhenti merokok, dan pada siswa yang memiliki niat berhenti merokok, semakin tinggi pula tingkat motivasi siswa untuk berhenti merokok, hal sebaliknya terjadi pada siswa yang semakin lama merokok. Lebih lanjut, tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat motivasi berhenti merokok terhadap kesadaran (p = 0,136) dan tingkat pengetahuan (p = 0,504) mengenai bahaya merokok pada rongga mulut. Kesimpulan: Mayoritas siswa SMA di Jakarta telah sadar bahwa merokok membahayakan rongga mulut, namun tingkat pengetahuan mengenai efek spesifik rokok terhadap rongga mulut dan tingkat motivasi berhenti merokok masih rendah. Dibutuhkan intervensi lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai bahaya merokok pada remaja sebagai upaya mencegah perilakumerokok pada remaja dan membantu remaja berhenti merokok. Background: According to Riskesdas (2018), there are over 77 million 15-years-old andabove smokers in Indonesia. The fact that most of smokers in Indonesia start smokingduring adolescent makes it as the right target for prevention and intervention of smoking.Awareness and knowledges about the jeopardy effect of smoking on health have knownto be protective factors for smoking. Meanwhile, motivation to stop smoking plays rolein predicting smoking cessation. Objective: To asess the awareness and knowledge aboutthe jeopardy effects of smoking on oral health and smoking cessation motivation amonghigh school students in Jakarta along with their contributing variables. Method: Ananalytic questionnaire-based cross-sectional study was conducted among 552 high schoolstudents in Jakarta. Questionnaire from AlAbdullah, et al (2019) was used to assesawareness and knowledge. Smoking cessation motivation was assed using questionnairefrom Joly, et al (2017). Both questionnaires have undergone cross-cultural adaptation,validity, and reliability test. There were two steps of data collection, the first step wasusing total sampling on students from Public Senior Highschool number 77 in CentralJakarta and the second step was using convenience sampling to senior high schoolstudents in Jakarta. Results: The majority of students were aware (n = 493, 89.3%) aboutthe jeopardy effects of smoking on oral health. However, there were 324 (65,72%)students that still had low knowledge level among students who aware, studentsmentioned were only able to mention maximum four specific effects of smoking on oralhealth. The most known effect was bad odor and the least was painful chewing. Therewere significant associations between awareness with gender, intention to quit smoking,smoking status, and duration of smoking. Female students, students who have intention to quit smoking, never smoke, and have shorter smoking duration were more likely toaware than the contra group. With respect to knowledge, students who have never smokedwere more likely to have higher knowledge level. Aside of that, the level of smokingcessation motivation was still low on 22 (43,1%) over 51 students who have smoked.There are linier correlations between motivation score with academic score, abstinenceduration, smoking period, and the intention to quit smoking. The higher academic score,the longer abstinence from smoking, the shorter smoking duration, and having intentionto quit smoking, the higher the motivation to quit smoking will be. However, there wasno any statistically significant difference between smoking cessation motivation withawareness (p = 0.136) and knowledge (p = 0.504). Conclusion: Most of the students wereaware that smoking affects oral health. However, the level of knowledge about furthereffects and smoking cessation motivation was still low. Thus, more interventions arerequired to address these issues in order to prevent adolescencts from smoking andpromote smoking cessation on adolescents who smoke. |