Permasalahan sampah bukan hanya karena tingginya timbulan sampah tetapi masalah dalam pengelolaannya. Pendekatan pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis masyarakat dilakukan pada Bank Sampah Kepodang di Kota Bekasi. Pengelolaan bank sampah melibatkan banyak pihak yaitu masyarakat, pemerintah, swasta, dan organisasi nonpemerintah. Tujuan penelitian untuk merancang strategi pengelolaan bank sampah berkelanjutan, tahap Plan (P) dari siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) ISO14001:2015. Metode yang digunakan adalah Matriks Leopold, dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan nasabah bank sampah merupakan faktor penting dalam pengelolaan bank sampah berkelanjutan. Preferensi strategi yang dipilih untuk pengembangan bank sampah Kepodang yang berkelanjutan adalah 1) peningkatan nilai tambah pengolahan sampah melalui pengembangan “socio-ecopreneur”, 2) meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah (Dinas Lingkungan Hidup/kelurahan) dan swasta dalam rangka menampung dan membeli produk kerajinan, dan memberikan bantuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, 3) menjadikan pemulung sebagai mitra dan nasabah untuk meningkatkan pengumpulan sampah. Pelaksanaan strategi memerlukan dukungan pemangku kepentingan dan penerapannya secara terus-menerus diharapkan dapat meningkatkan kepuasan, kepercayaan, partisipasi aktif pemangku kepentingan, kinerja bank sampah, dan berdampak positif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. The waste problem is not only due to the high waste generation but mismanagementas well. The community-based sustainable waste management approach carried outat the Kepodang Waste Bank in Bekasi City. The management of a waste bankinvolves many parties, namely the community, government, private sector, andnon-governmental organizations. The research objective is to design a sustainablewaste bank management strategy, Plan stage of Plan-Do-Check-Act cycle ofISO14001:2015. The method used is the Leopold matrix and Analytical HierarchyProcess (AHP). It was found that increasing the knowledge and skills of waste bankcustomers as a primary factor in the management of a sustainable waste bank. Thepreferences strategic for the development of a sustainable Kepodang waste bank are1) increasing the added value of waste processing through the development of"socio-ecopreneur", 2) increasing cooperation with local governments (theEnvironmental Agency/ward) and the private sector to accommodate and purchasehandicraft products, and provide the necessary facilities and infrastructure, and 3)make scavengers as partners and customers to improve waste collection.Implementation of strategies requires continuous stakeholder support andapplication continuously expected to improve satisfaction, stakeholder trust,participation, and performance, and have positive impacts on environment, social,and economic. |