Penelitian ilmiah terkait perilaku berobat pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) terhadap penyakit jantung koroner (PJK) masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan membandingkan insiden PJK pada pasien DMT2 yang memiliki perilaku berobat dan tidak berobat menggunakan data Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (Studi Kohor FRPTM) di Kota Bogor selama 4 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan desain kohor retrospektif terhadap pasien DMT2 yang tidak terdiagnosa PJK awal penelitian, kelompok pasien terdiri dari pasien prilaku berobat dan yang tidak berobat, kemudian diamati insiden PJK. Berdasarkan data sekunder Studi Kohor FRPTM Bogor, didapatkan sampel baseline dan data tahun ke-4, dengan jumlah responden 276 yang terbagi menjadi 84 responden berobat dan 192 responden tidak berobat. Hasil utama penelitan ini menunjukkan bahwa proporsi insiden PJK pada kelompok tidak berobat lebih tinggi 2,3% daripada kelompok berobat. Setelah dilakukan pengontrolan variabel perancu, menunjukkan bahwa secara statistika tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok perilaku berobat dan tidak berobat terhadap insiden PJK (p = 0,501). Secara klinis, kelompok tidak berobat memiliki risiko terjadinya PJK 1,7 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok berobat (Adjusted HR = 1,739, CI 95% 0,673-4,490). Kesimpulan dari studi ini adalah perilaku berobat menyebabkan lebih rendahnya kejadian PJK, walaupun tidak bermakna secara statistik. Scientific research related to the treatment behavior of type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients against coronary heart disease (CHD) is still very limited. This study aims to compare the incidence of CHD in T2DM patients who have treatment and non-treatment behavior using data from the Cohort Study of Non-Communicable Diseases Risk Factors (FRPTM Cohor Study) in Bogor City for 4 years. This study was conducted with a retrospective cohort design for T2DM patients who were not diagnosed with CHD at the beginning of the study, the patient group consisted of patients with treatment behavior and those who did not seek treatment, then observed the incidence of CHD. Based on secondary data from the Bogor FRPTM Cohort Study, the baseline sample and year 4 data were obtained, with a total of 276 respondents divided into 84 respondents for treatment and 192 respondents without treatment. The main result of this study showed that the proportion of CHD incidence in the non-medicated group was 2.3% higher than the treatment group. After controlling for confounding variables, it showed that there was no statistically significant difference between the treatment behavior group and the non-medicating behavior group on the incidence of CHD (p = 0.501). Clinically, the group without treatment had a risk of developing CHD 1.7 times greater than the treatment group (Adjusted HR = 1.739, 95% CI 0.673-4.490). The conclusion of this study is that treatment behavior causes a lower incidence of CHD, although it is not statistically significant. |