Demand atau supply shock selama krisis covid-19: pembuktian empiris dari perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia periode triwulan 1-2 Tahun 2019 & 2020 = Demand or supply shock during the Covid-19 crisis: An empirical evidence from companies listed on the Indonesia stock exchange for the quarterly period 1-2 2019 & 2020
Timothy Maholi Sinamo;
Dewi Hanggraeni, supervisor; Rofikoh Rokhim, examiner; Hendro Prabowo, examiner
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020)
|
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah krisis ekonomi yang terjadi akibat endemi Covid-19 memiliki karakteristik demand atau supply shock dengan mengujiteori impaired access to capital. Demand dan supply shock merupakan dua pemahaman di literatur yang menjadi penggerak dasar fluktuasi siklus ekonomi.Dari sisi keuangan, supply shock terjadi karena adanya gangguan atau disrupsi di pasar kredit yang menyebabkan akses terhadap investasi dan pekerjaan menurun.Sementara, demand shock terjadi karena hilangnya nilai kekayaan dari sebuah investasi, dan/atau berkurangnya permintaan atas kredit konsumen, spekulasi akanmasa depan, dan alasan lainnya yang menurunkan ketertarikan perusahaan atas pendanaan investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua perusahaanmengalami penurunan capital expenditure semenjak triwulan pertama tahun 2020 dan tidak ada alasan a priori yang dapat menjelaskan variansi penurunan capitalexpenditure tersebut. Hasil ini menolak null hypotheses dimana implikasi teori supply shock tidak dapat menjelaskan fluktuasi ekonomi selama krisis Covid-19.Selanjutnya penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan kontrol, yaitu perusahaan yang diperbolehkan beroperasi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung, juga mengalami penurunan capitalexpenditure. This study examines whether the characteristic of the Covid-19 crisis is a demand or supply shock according to the theory of impaired access to capital. Demand and supply shocks are two fundamental theories that explain cyclical economic fluctuations. From the financial perspective, supply shocks occur due to disruptions in credit market that subsequently decreases access to investment and employment.In contrast, demand shocks occur due to the loss of investment wealth, and/or decreasing demand for consumer credit, among other reasons that decreases firms’desires for investment funds. The results show that all firms have decreased their capital expenditure since the first quarter of 2020 and no a priori reasons canexplain the variances in their decreasing capital expenditures. These reject the null hypotheses of the supply shock theory in explaining the economic fluctuationsduring the Covid-19 crisis. Additionally, the results show that control firms, those which are permitted operating during partial lockdown (PSBB), have experienceda decreasing capital expenditure as well. |
![]()
|
No. Panggil : | S-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | lib.ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xvi,71 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | 2022 |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-pdf | 14-22-41524850 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20516449 |