:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Ajaran paramita pada relief jatakamala di Candi Borobudur: Perspektif semiotika = The paramita teachings on jatakamala reliefs at Candi Borobudur: Semiotic perspective.

Ang, So Tju; Agus Aris Munandar, supervisor; Andriyati Rahayu, examiner; Agi Ginanjar, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021)

 Abstrak

Tesis ini mengkaji bagaimana relief Jatakamala di Candi Borobudur merepresentasikan enam kesempurnaan (sat-paramita) dalam wahana bodhisatwa, kedudukan Jatakamala dalam kaitan dengan ukiran Karmavibhanga dan Lalitavistara, fungsi dan tujuan relief Jatakamala, peran sosial dari tokoh utama dalam Jatakamala, dan nilai-nilai universal yang terkandung dalam cerita. Penelitian ini perlu dilakukan karena belum ada kajian lanjutan mengenai Jatakamala di Candi Borobudur setelah publikasi monograf oleh N.J. Krom hampir 100 tahun silam. Selain itu, terdapat masalah penelitian pada kajian terdahulu bahwa satu cerita hanya merepresentasikan satu kesempurnaan dan tidak adanya analisis yang memadai bagaimana Jatakamala dikaitkan dengan praktik paramita. Penelitian ini menggunakan semiotika pragmatis oleh Charles Sanders Peirce sebagai alat bantu untuk memaknai relief Jatakamala. Triadik Peirce!tanda/representamen, acuan/objek, dan interpretan!digunakan untuk mengidentifikasi kesempurnaan apa yang terkandung pada setiap cerita dan untuk mengetahui jenis tanda yang dihasilkan dari asosiasi antara representamen dan objek apakah berupa ikon karena keserupaan identitas, indeks karena penunjukan/keterkaitan, atau simbol yang didasari kesepakatan. Penerapan triadik Peirce pada 18 cerita/29 panil relief Jatakamala menunjukkan bahwa satu cerita tidak saja merepresentasikan satu kesempurnaan, tetapi multikesempurnaan yang mengindikasikan kesempurnaan harus dipraktikkan dan ditumbuhkan bersama-sama. Pada pemaknaan umum Jatakamala dalam konteks wahana bodhisatwa, relief-relief Jatakamala baik per bagian maupun secara keseluruhan merupakan ikon, indeks, dan simbol yang membentuk sistem tanda yang representatif. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tema-tema relief di Candi Borobudur tidaklah acak. Dalam konteks pembelajaran bertahap, Jatakamala beserta Jataka lainnya dan Avadana merupakan kelanjutan dari Karmavibhanga di lantai dasar dan preseden dari Lalitavistara di level I dinding deretan atas. Berdasarkan rekonstruksi dari tradisi yang dijalankan hingga kini, relief-relief maupun keseluruhan Candi Borobudur difungsikan untuk aktivitas-aktivitas: berpradaksina, melakukan perenungan, membabarkan Dharma, berjalan penuh perhatian, melakukan semadi, dan doa bakti. Tokoh bodhisatwa dalam cerita Jatakamala berperan aktif secara sosial dan turut memecahkan isu-isu di masyarakat melalui keteladanan dan pengajaran. Jatakamala juga mengandung nilai-nilai universal yang dapat digunakan sebagai sarana didaktis untuk membudayakan masyarakat yang mantap, peduli, dan berintegritas. Kekayaan sumber data pada penelitian ini seperti naskah-naskah dan teks-teks Buddhis memungkinkan narasi Borobudur lebih dipahami, dengan begitu, memberi kontribusi terhadap pengetahuan dan literasi Borobudur serta ilmu arkeologi. Kajian ini juga memungkinkan pesan-pesan Candi Borobudur lebih diketahui sehingga dapat meningkatkan penghargaan dan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa Indonesia.

This thesis examines how the Jatakamala reliefs in Candi Borobudur represent the six perfections (sat-paramita) in the bodhisattva vehicle, the standing of the Jatakamala in relation to the Karmavibhanga and Lalitavistara carvings, the function and purpose of the Jatakamala reliefs, the social role of the main character of the Jatakamala, and the universal values conveyed by the stories. This research on the Jatakamala of Borobudur is necessary since no further studies have been conducted after the publication of N.J. Krom’s monograph nearly 100 years ago. Moreover, there were gaps in previous studies, asserting that one story only represented one perfection, and were not substantiated by sufficient analysis on how the Jatakamala stories were associated with the practice of the paramitas. This research employs pragmatic semiotics by Charles Sanders Peirce as a method to interpret the Jatakamala reliefs. Peirce’s triadic relation!sign/representamen, referent/object, and interpretant!is applied to identify what perfections are contained in each story and to determine the type of sign results from the relation between the representamen and the object, whether it is an icon due to similarity, an index due to contiguity or causality, or a symbol due to convention. The application of Peirce’s triadic relation on the 18 stories/29 panels of the Jatakamala shows that each story does not only represent one perfection, but multiple perfections, hence affirming that the perfections must be practiced and cultivated together. On the signification of Jatakamala in the context of the bodhisattva vehicle, the Jatakamala reliefs, both in part and as a whole, are icons, indexes, and symbols that form a representative sign system. This research also shows that the relief themes in Candi Borobudur are not random. In the context of gradual learning, Jatakamala along with other Jatakas and Avadanas are a continuation of the Karmavibhanga on the ground floor and are a precedent of Lalitavistara at level I of the upper row wall. From the reconstruction of the living traditions, the function of the reliefs and the entire Candi Borobudur entail activities such as circumambulation, recollection, teaching the Dharma, walking mindfully, meditating, and performing devotional prayers. The bodhisattva characters in the Jatakamala stories play an active social role and are involved in tackling societal issues through exemplification and teaching. Jatakamala stories also contain universal values that can serve as a didactic means for enhancing a society that is steadfast, caring, and possesses integrity. The richness of the data sources in this study, such as the Buddhist manuscripts and texts, make it possible to better understand the teachings of Candi Borobudur, thereby contributing to Borobudur knowledge and literacy as well as archaeology. This study also allows for a better understanding of the messages of Candi Borobudur, which in turn will increase appreciation and respect towards the cultural heritages of Indonesia.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Ang, So Tju.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda.
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xviii, 143 pages : illustration ; appendix.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-22-94877262 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20516704