Peningkatan Pertukaran Gas pada Pasien COVID-19 Tanpa Ventilator dengan Terapi Oksigen Beraliran Tinggi di ICU RSUI = Increased Gas Exchange in COVID-19 Patients Without Ventilators With High-Flow Oxygen Therapy in ICU RSUI
Asep Kristiandi;
Astuti Yuni Nursasi, supervisor; Wiwin Wiarsih, examiner; Arjuna, examiner
(Fakultas Ilmu Keperawatan, 2021)
|
Rasional: COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2. Virus ini diketahui menyebabkan pneumonia bilateral berat dan ARDS yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Fokus pasien: Seorang perempuan berusia 55 tahun memiliki riwayat hipertensi datang dengan keluhan sesak napas, batuk, mual, muntah, diare dan hasil swab antigen positif. Diagnosis: Gangguan pertukaran gas, ansietas dan risiko jatuh. Intervensi: Pasien dirawat di unit perawatan intensif mendapatkan intervensi pemantauan respirasi, terapi oksigen, reduksi ansietas dan pencegahan jatuh. Hasil: Pertukaran gas meningkat, tingkat ansietas menurun, tingkat jatuh menurun dan pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat isolasi COVID-19 setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 7 hari di ruang intensif. Pelajaran: Deteksi dini dan pemantauan penting dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien. Rationale: COVID-19 is an infectious disease caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). This virus infects cells in the airways lining the alveoli with the angiotensin-converting enzyme 2 receptor. This virus is known to cause severe bilateral pneumonia and ARDS which can cause breathing difficulties. Patient concern: A 55-year-old woman with a history of hypertension came with complaints of shortness of breath, cough, nausea, vomiting, diarrhea and positive antigen swab results. Diagnosis: Impaired gas exchange, anxiety and risk of falls. Interventions: Patients admitted to the intensive care unit received interventions for respiratory monitoring, oxygen therapy, anxiety reduction and fall prevention. Outcome: Gas exchange increased, anxiety levels decreased, fall rates decreased and patients could be transferred to the COVID-19 isolation ward after 7 days of nursing intervention in the intensive care unit. Lesson learn: Early detection and monitoring are important to prevent worsening of the patient's condition. |
PR-Asep Kristiandi.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | PR-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2021 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | x, 25 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
PR-Pdf | 16-22-09984171 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20517673 |